KEPALA SEKSI : dr. H. ASEP SUHERMAN
STAFF TEKNIS
1. CUCUN KOMALASARI, SKM
2. MASYKUR ALAWI, S.Kep
3. ISMA RESMAWATI, AMK
STAFF ADMINISTRASI
1. TIEN SUMIRAH
2. RAHMAT SALEH
Arsip Blog
student of the year
Rabu, 05 Oktober 2011
Kamis, 06 November 2008
DO U RELIZE HIIII NURSE!!
Mengungkap Fakta Dibalik Ketidakjelasan Fungsi Perawat
Di Lingkup Perawatan Kesehatan Masyarakat
By : masalawiners.blogspot.com
Millenium Development Goal’s (MDG’s) adalah issue global yang memaksa Negara kita pada situasi kompetitif yang berupaya meningkatkan Sumber Daya manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang salah satu aspeknya adalah bidang kesehatan mempunyai 3 indikator, yaitu : Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Usia Harapan Hidup (UHH).
Pada dua indicator IPM (AKB & AKI) sangat kentara di telinga kita semua, bahkan para pengambil kebijakan bahwa indicator masukannya sangat berkaitan erat dengan profesi tetangga kita. Hal itu seakan menjadi tolak ukur mereka (para pengambil kebijakan) untuk setiap kebijakan selalu mengutamakan atau hanya memasukan indikator masukan itu, lihat saja pada program PPK-IPM yang meluncurkan program yang dinamakan GEMAR MADANI, yang dkhususkan di bidang kesehatan dinamakan GEMAR BERSEKA lagi lagi mereka menspesialkan profesi tetangga kita, karena memang output dan outcome dari program tersebut mengacu pada indikator IPM.
Fakta lain yang saya analisa dan perhatikan pada Program Nasional Pembangunan Masyarakat (PNPM), untuk pembangunan di bidang kesehatan kebijakannya tertuju atau lebih tepatnya dominan pada satu program saja untuk menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu.
Oke lah semua itu memang program pemerintah yang menurut saya sangat positif dan inovatif, dan setiap program yang diluncurkan akan menelurkan sebuah kebijakan yang berorientasi pada trend atau issue saat itu sebagai target pencapainnya, dalam hal ini adalah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Akan tetapi bagaimanakah proses di lapangan yang sebenarnya terjadi sebagai indikator proses??, apakah indikator masukan yang ada sudah maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya secara mandiri dalam arti kata tanpa bantuan profesi lain yang tidak menjadi indikator masukan??dan apakah benar-benar profesi saya khususnya (perawat gitu lho) tidak lagi atau lebih sopannya kurang difungsikan untuk mendukung peningkatan IPM tersebut??
Ingatlah teman, cobalah analisa sekali lagi bahkan berulang kali kalau masih fikiran teman-teman seprofesi belum terbuka (open minded), semua program yang menyangkut peningkatan IPM khususnya di bidang kesehatan seharusnya tugas kita atau minimalnya kita sebagai koordinatornya, karena menurut saya upaya pokok yang dijalankan di lingkup kesehatan masyarakat adalah upaya PROMOTIF dan PREVENTIF, bukankah aspek legal kita sebagai ruang lingkup perawat kesehatan masyarakat adalah coordinator semua upaya kesehatan termasuk upaya kesehatan ibu & anak, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi masyarakat dan sebaginya??akan tetapi ironisnya bukan kita menjadi coordinator tapi kita menjadi PEMBANTU profesi lain sebagai kompensasi dari kebijakan dan mungkin KEBODOHAN kita selama ini.
Tersisih,…..ya saya katakana kita sudah tersisih oleh kebijakan dan kebodohan ini, lihatlah hasil dari kenyataan ini:
1. Tidak jelasnya posisi fungsional kita sebagai perawat kesehatan masyarakat
2. Kurangnya penghargaan terhadap kinerja perawat di puskesmas
3. Tidak adanya pendanaan untuk perawat khususnya TKS dari Dinas terkait atau yang diatasnya
4. Rencana kuota rekrutmen perawat sangat tidak ideal dengan jumlah perawat saat ini dibandingkan dengan profesi tetangga kita
Dan mungkin banyak lagi kenyataan pahit lain yang kita rasakan, atau mungkin hanya saya saja yang merasakannya,....?? apakah teman-teman merasakan atau peka terhadap semua ini?? Atau mungkin teman-teman sudah tidak perduli karena mungkin sebagian teman-teman sudah menikmati profesi ini yang dihiasi dengan status kepegawaian teman yang sudah mantap bahkan diterlenakan oleh jabatan struktural yang sudah digapai??
Tidak,.......saya sama sekali tidak negatif thinking, saya berperasangka baik bahwa teman-teman hanya belum terbuka saja oleh fakta ini, dan saya yakin sebagian besar teman-teman sangat peka terhadap masalah ini, hanya mungkin kita masih confuse tentang langkah yang harus diambil sebagai satu langkah yang konstruktif profesional untuk mengembalikan fungsi kita sebagai KOORDINATOR KESEHATAN MASYARAKAT, untuk menjawab keraguan pemerintah akan fungsi kita dalam meningkatklan INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA di bidang kesehatan.
Di Lingkup Perawatan Kesehatan Masyarakat
By : masalawiners.blogspot.com
Millenium Development Goal’s (MDG’s) adalah issue global yang memaksa Negara kita pada situasi kompetitif yang berupaya meningkatkan Sumber Daya manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang salah satu aspeknya adalah bidang kesehatan mempunyai 3 indikator, yaitu : Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Usia Harapan Hidup (UHH).
Pada dua indicator IPM (AKB & AKI) sangat kentara di telinga kita semua, bahkan para pengambil kebijakan bahwa indicator masukannya sangat berkaitan erat dengan profesi tetangga kita. Hal itu seakan menjadi tolak ukur mereka (para pengambil kebijakan) untuk setiap kebijakan selalu mengutamakan atau hanya memasukan indikator masukan itu, lihat saja pada program PPK-IPM yang meluncurkan program yang dinamakan GEMAR MADANI, yang dkhususkan di bidang kesehatan dinamakan GEMAR BERSEKA lagi lagi mereka menspesialkan profesi tetangga kita, karena memang output dan outcome dari program tersebut mengacu pada indikator IPM.
Fakta lain yang saya analisa dan perhatikan pada Program Nasional Pembangunan Masyarakat (PNPM), untuk pembangunan di bidang kesehatan kebijakannya tertuju atau lebih tepatnya dominan pada satu program saja untuk menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu.
Oke lah semua itu memang program pemerintah yang menurut saya sangat positif dan inovatif, dan setiap program yang diluncurkan akan menelurkan sebuah kebijakan yang berorientasi pada trend atau issue saat itu sebagai target pencapainnya, dalam hal ini adalah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Akan tetapi bagaimanakah proses di lapangan yang sebenarnya terjadi sebagai indikator proses??, apakah indikator masukan yang ada sudah maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya secara mandiri dalam arti kata tanpa bantuan profesi lain yang tidak menjadi indikator masukan??dan apakah benar-benar profesi saya khususnya (perawat gitu lho) tidak lagi atau lebih sopannya kurang difungsikan untuk mendukung peningkatan IPM tersebut??
Ingatlah teman, cobalah analisa sekali lagi bahkan berulang kali kalau masih fikiran teman-teman seprofesi belum terbuka (open minded), semua program yang menyangkut peningkatan IPM khususnya di bidang kesehatan seharusnya tugas kita atau minimalnya kita sebagai koordinatornya, karena menurut saya upaya pokok yang dijalankan di lingkup kesehatan masyarakat adalah upaya PROMOTIF dan PREVENTIF, bukankah aspek legal kita sebagai ruang lingkup perawat kesehatan masyarakat adalah coordinator semua upaya kesehatan termasuk upaya kesehatan ibu & anak, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi masyarakat dan sebaginya??akan tetapi ironisnya bukan kita menjadi coordinator tapi kita menjadi PEMBANTU profesi lain sebagai kompensasi dari kebijakan dan mungkin KEBODOHAN kita selama ini.
Tersisih,…..ya saya katakana kita sudah tersisih oleh kebijakan dan kebodohan ini, lihatlah hasil dari kenyataan ini:
1. Tidak jelasnya posisi fungsional kita sebagai perawat kesehatan masyarakat
2. Kurangnya penghargaan terhadap kinerja perawat di puskesmas
3. Tidak adanya pendanaan untuk perawat khususnya TKS dari Dinas terkait atau yang diatasnya
4. Rencana kuota rekrutmen perawat sangat tidak ideal dengan jumlah perawat saat ini dibandingkan dengan profesi tetangga kita
Dan mungkin banyak lagi kenyataan pahit lain yang kita rasakan, atau mungkin hanya saya saja yang merasakannya,....?? apakah teman-teman merasakan atau peka terhadap semua ini?? Atau mungkin teman-teman sudah tidak perduli karena mungkin sebagian teman-teman sudah menikmati profesi ini yang dihiasi dengan status kepegawaian teman yang sudah mantap bahkan diterlenakan oleh jabatan struktural yang sudah digapai??
Tidak,.......saya sama sekali tidak negatif thinking, saya berperasangka baik bahwa teman-teman hanya belum terbuka saja oleh fakta ini, dan saya yakin sebagian besar teman-teman sangat peka terhadap masalah ini, hanya mungkin kita masih confuse tentang langkah yang harus diambil sebagai satu langkah yang konstruktif profesional untuk mengembalikan fungsi kita sebagai KOORDINATOR KESEHATAN MASYARAKAT, untuk menjawab keraguan pemerintah akan fungsi kita dalam meningkatklan INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA di bidang kesehatan.
ENGLISH FOR NURSES
NURSING PROCESS
I. The Components of Nursing Process
The nursing process is a systematic, rational method of providing nursing care. Today, the nursing process is usually described as having five steps or phases : assessment, nursing diagnosis, planning, nursing intervention, and evaluation.
1. Assessment is collecting and organizing data about a patient or client. Data are gathered from a variety of sources and are the basis for action and decisions taken in subsequent steps.
2. Nursing diagnosis is the identification and delineation of a pationt’s response to her or his situation. The diagnosis is stated as actual or potensial problems within the scope of nursing practice.
3. Planning includes validating the nursing diagnosis and then planning how best to help the patient.
4. Nursing intervention is the implementation of the planned nursing care. Intervention may be carried out by the nurse responsible for assessment, diagnosis, and planning, intervention also may be delegated to other nursing personnel.
5. Evaluation is comparing the patient’s response to the intervention with predetermined standars, often referred to as outcome criteria or evaluative criteria
II. Characteristics of the Nursing Process
The nursing process has these functional characteristics, they are :
1. It can be viewed from a systems and a humanistic perspective
2. The system is open, flexible, and dynamic.
3. Feedback is important in the process.
4. The nurse is permitted maximum flexibility and creativity
III. Evaluation
Task 1
Read the phrases written above correctly!!
Task 2
Analize the phrases above and answer these questions below accordingly!!
1. What do you know obout the nursing process?
2. How many phases are the nursing process?
3. Define each component of the nursing process!
4. Outline activities involved in each component of the nursing process!
5. Identify essential characteristics of the nursing process
6. Describe the humanistic approach to the nursing process
The objectives for student after learning this subject
1. Exercise reading ability (reading)
2. Know essential terms and fact related to the nursing process (understanding)
a. Understanding the nursing process
b. Understanding the phases of the nursing process
c. Defining each component of the nursing process
d. Outlining activities involved in each component of the nursing process
e. Identifying essential characteristics of the nursing process
f. Describing the humanistic approach to the nursing process
3. Understanding the grammer focus (article)
Although nurses have always assesed their patients conditions, increasingly specific techniques are being employed to determine health status. These techniques include those that assess physical health status. An outline of the physical assessment techniques to determine vital signs as well as influencing factors and points of emphasis follows :
1. body temperature
a. Influencing factors
i. Age
1. Newborns :fluctuations between 36.1 and 37.7 C
2. 2 years : 37.2 C
3. 6 years : 37.0 C
4. 12 years : 37.0 C
5. Adult : 37.0 C
6. Elderly : 36 C
ii. Time of day
1. Lowest in the morning
2. Highest in the evening
iii. Sex : body temperature increased by ovulation
iv. Emotions : temperature increased by heightened emotions
v. Exercise : elevates body temperature
vi. Temperature of environment : direct relationship to body temperature
b. Sites of measurement
i. Oral
1. Taken for 2 to 8 minutes
2. contraindicated for infants, young children, nose breather, the confused, those with oral surgery, and in some agencies, for patients receiving oxygen by cannula or mask
ii. Rectal
1. Indicated for the very young, unconscious, or confused patient
2. Contraindicated for patients with rectal pathologic conditions or trauma
3. Taken for 2 or 3 minutes
4. must be held in place
iii. Axilla
1. Least accurate of the three methods
2. Taken for 10 minutes
c. Types of fever
i. Intermitten
ii. Remittent
iii. Relapsing
d. Symptoms of fever
i. During fever onset
1. shivering and chills
2. increased pulse rate
3. pallor and skin coldness
4. gooseflesh
5. convulsions with high temperature
ii. during fever cours
1. skin feels warm
2. flushing
3. headache, irritability, restlessness
4. disorientation with hight temperature
5. weakness
6. dehydration
iii. during fever termination
1. increased diaphoresis
2. skin redness
2. Pulse measurement
a. Pulse sites
i. Temporal
ii. Carotid
iii. Brachial
iv. Radial
v. Femoral
vi. Popliteal
vii. Dorsalis pedis
viii. Apical
b. Factors influencing pulse rate per minute
i. Age
1. newborns : fluctuates between 70 and 170 beats per minute
2. 2 years : 80 to 130
3. 12 years : boys , 65 to 105, girls, 70 to 110
4. 18 years : boys, 50 to 90, girls, 70 to 110
5. adults : same as 18 years
6. elderly : 70 to 80 or same as 18 years
ii. Sex : lower pulse rates in men than women
iii. Exercise : increases pulse rate
iv. Emotions : tachycardia with sympathetic nervous system stimulation
v. Heat : pulse rate elevated by prolonged external heat
vi. Body position : pulse rate increased by prolonged horizontal position
3. Respirations
a. Variations in respiratory rate by age
i. Newborn : 30 to 40 breath per minute, irregular and shallow
ii. Adult : 16 to 20
iii. Elderly : same as adult or increased rate and shallow
b. Measurements in addition to rate
i. Depth : observed by movement of the chest or by the use of pulmonary equipment
ii. Rhthm : normally regular
iii. Character : normally silent and effortless
4. Blood pressure
a. Measured in mm Hg
i. Systolic pressure
ii. Dyastolic pressure
b. Factors controlling blood pressure
i. Cardiac output
ii. Bood volume
iii. Elasticity of arterial walls
iv. Size of arterioles and capillaries
c. Factors influencing blood pressure
i. Age
1. newborn has systolic pressure of 65 to 90 mm Hg and a diastolic pressure of 30 to 60 mm Hg
2. adult has systolic pressure of 110 to 140 and a diastolic pressure of 60 to 80
ii. Exercise increases blood pressure
iii. Stress : moderate stress increases blood pressure, but severe stress may lower the pressure
d. Methods of measurement
i. Direct
ii. Indirect
e. Abnormalities
i. Hypertension : above 140 systolic
ii. Hypotension : below 100 systolic
I. The Components of Nursing Process
The nursing process is a systematic, rational method of providing nursing care. Today, the nursing process is usually described as having five steps or phases : assessment, nursing diagnosis, planning, nursing intervention, and evaluation.
1. Assessment is collecting and organizing data about a patient or client. Data are gathered from a variety of sources and are the basis for action and decisions taken in subsequent steps.
2. Nursing diagnosis is the identification and delineation of a pationt’s response to her or his situation. The diagnosis is stated as actual or potensial problems within the scope of nursing practice.
3. Planning includes validating the nursing diagnosis and then planning how best to help the patient.
4. Nursing intervention is the implementation of the planned nursing care. Intervention may be carried out by the nurse responsible for assessment, diagnosis, and planning, intervention also may be delegated to other nursing personnel.
5. Evaluation is comparing the patient’s response to the intervention with predetermined standars, often referred to as outcome criteria or evaluative criteria
II. Characteristics of the Nursing Process
The nursing process has these functional characteristics, they are :
1. It can be viewed from a systems and a humanistic perspective
2. The system is open, flexible, and dynamic.
3. Feedback is important in the process.
4. The nurse is permitted maximum flexibility and creativity
III. Evaluation
Task 1
Read the phrases written above correctly!!
Task 2
Analize the phrases above and answer these questions below accordingly!!
1. What do you know obout the nursing process?
2. How many phases are the nursing process?
3. Define each component of the nursing process!
4. Outline activities involved in each component of the nursing process!
5. Identify essential characteristics of the nursing process
6. Describe the humanistic approach to the nursing process
The objectives for student after learning this subject
1. Exercise reading ability (reading)
2. Know essential terms and fact related to the nursing process (understanding)
a. Understanding the nursing process
b. Understanding the phases of the nursing process
c. Defining each component of the nursing process
d. Outlining activities involved in each component of the nursing process
e. Identifying essential characteristics of the nursing process
f. Describing the humanistic approach to the nursing process
3. Understanding the grammer focus (article)
Although nurses have always assesed their patients conditions, increasingly specific techniques are being employed to determine health status. These techniques include those that assess physical health status. An outline of the physical assessment techniques to determine vital signs as well as influencing factors and points of emphasis follows :
1. body temperature
a. Influencing factors
i. Age
1. Newborns :fluctuations between 36.1 and 37.7 C
2. 2 years : 37.2 C
3. 6 years : 37.0 C
4. 12 years : 37.0 C
5. Adult : 37.0 C
6. Elderly : 36 C
ii. Time of day
1. Lowest in the morning
2. Highest in the evening
iii. Sex : body temperature increased by ovulation
iv. Emotions : temperature increased by heightened emotions
v. Exercise : elevates body temperature
vi. Temperature of environment : direct relationship to body temperature
b. Sites of measurement
i. Oral
1. Taken for 2 to 8 minutes
2. contraindicated for infants, young children, nose breather, the confused, those with oral surgery, and in some agencies, for patients receiving oxygen by cannula or mask
ii. Rectal
1. Indicated for the very young, unconscious, or confused patient
2. Contraindicated for patients with rectal pathologic conditions or trauma
3. Taken for 2 or 3 minutes
4. must be held in place
iii. Axilla
1. Least accurate of the three methods
2. Taken for 10 minutes
c. Types of fever
i. Intermitten
ii. Remittent
iii. Relapsing
d. Symptoms of fever
i. During fever onset
1. shivering and chills
2. increased pulse rate
3. pallor and skin coldness
4. gooseflesh
5. convulsions with high temperature
ii. during fever cours
1. skin feels warm
2. flushing
3. headache, irritability, restlessness
4. disorientation with hight temperature
5. weakness
6. dehydration
iii. during fever termination
1. increased diaphoresis
2. skin redness
2. Pulse measurement
a. Pulse sites
i. Temporal
ii. Carotid
iii. Brachial
iv. Radial
v. Femoral
vi. Popliteal
vii. Dorsalis pedis
viii. Apical
b. Factors influencing pulse rate per minute
i. Age
1. newborns : fluctuates between 70 and 170 beats per minute
2. 2 years : 80 to 130
3. 12 years : boys , 65 to 105, girls, 70 to 110
4. 18 years : boys, 50 to 90, girls, 70 to 110
5. adults : same as 18 years
6. elderly : 70 to 80 or same as 18 years
ii. Sex : lower pulse rates in men than women
iii. Exercise : increases pulse rate
iv. Emotions : tachycardia with sympathetic nervous system stimulation
v. Heat : pulse rate elevated by prolonged external heat
vi. Body position : pulse rate increased by prolonged horizontal position
3. Respirations
a. Variations in respiratory rate by age
i. Newborn : 30 to 40 breath per minute, irregular and shallow
ii. Adult : 16 to 20
iii. Elderly : same as adult or increased rate and shallow
b. Measurements in addition to rate
i. Depth : observed by movement of the chest or by the use of pulmonary equipment
ii. Rhthm : normally regular
iii. Character : normally silent and effortless
4. Blood pressure
a. Measured in mm Hg
i. Systolic pressure
ii. Dyastolic pressure
b. Factors controlling blood pressure
i. Cardiac output
ii. Bood volume
iii. Elasticity of arterial walls
iv. Size of arterioles and capillaries
c. Factors influencing blood pressure
i. Age
1. newborn has systolic pressure of 65 to 90 mm Hg and a diastolic pressure of 30 to 60 mm Hg
2. adult has systolic pressure of 110 to 140 and a diastolic pressure of 60 to 80
ii. Exercise increases blood pressure
iii. Stress : moderate stress increases blood pressure, but severe stress may lower the pressure
d. Methods of measurement
i. Direct
ii. Indirect
e. Abnormalities
i. Hypertension : above 140 systolic
ii. Hypotension : below 100 systolic
Jumat, 22 Agustus 2008
fisiologi pencernaan
PENCERNAAN/DIGESTI
Digestive sistem, terdiri dari saluran alementari dan organ organ asesorius
Saluran Alimentari (pencernaan). Tdd:
Rongga mulut
Faring
Esofagus
Lambung
Usus halus : Duodenum, jejunum, illeum
Usus besar : Caecum, colon tranversum, colon ascenden, colon descenden, colon sigmoid, rectum dan anus.
Organ asesorius.tdd
Gigi
Lidah
Kelenjar saliva : sublingual, submandibular, parotis
Hati
Kandung dan saluran empedu
Pankreas
Berdasarkan fungsinya, sal. cerna tdd:
1. Saluran sederhana, ditempat ini bolus tdk mengalami proses pencernaan. Misalnya esofagus
2. Tempat menyimpan seperti
bolus pd lambung,
bahan fekal pd kolon
3. Tempat digesti : mulut, lambung dan intestinal (duodenum, jejunum dan illeum)
4. Tempat penyerapan hasil : seluruh intestinal dan setengah proksimal kolon.
Pencernaan yaitu proses pengubahan makanan menjadi unsur-unsur yang siap diserap untuk dipergunakan.
Empat proses penting dlm sal. pencernaan yg mendukung
fungsi optimal sal cerna:
1. Ingesti, masuknya makanan ke dalam saluran pencernaan.
bolus makanan yg masuk dlm mulut
kimus makanan yg sdh mengalami proses di lambung.
michel makananan yg telah bercampur dgn getah empedu dan pankreas di intestin.
2. Sekresi, pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses ingesti. Yaitu oleh enzim
3. Digesti, Penghancuran bolus secara mekanik dan kemis menjadi bantuk yg siap diabsorbsi oleh villi intestin
4. Absorbsi, Penyerapan oleh villi-villi intestinal dan masuk ke dalam sirkulasi
A. Rongga Mulut
Makanan dalam mulut mengalami penghancuran secara mekanik yg disebut mastikasi (mengunyah) dan sedikit secara kimiawi. Yg didukung oleh organ : Gigi, lidah dan kelenjar saliva.
Saliva
Cairan bersifat alkali mengandung musin, enzim ptialin (amilase) dan sedikit zat padat
Fungsi saliva
Merubah KH menjadi maltosa oleh enzim amilase (ptialin)
Melicinkan / melumasi bolus mudah ditelan
Menetralkan/mengencerkan bolus
Faktor yg mempengaruhi sekresi saliva
a. f. mekanik : adanya bolus dalam mulut
b. f. psikhis : mencium/memikirkan makanan
c. f. kimiawi : bolus yang asam atau asin
LIDAH
Terdapat papil dgn saraf rasa:
Rasa pahit pangkal lidah
Rasa manis ujung lidah
Rasa asin ujung samping kiri dan kanan lidah
Rasa asam samping kiri dan kanan lidah
Fungsi lidah :
Mengaduk makanan
Mengecap makanan
Membantu waktu menelan
Membentuk suara
B. Esofagus
Esofagus terutama berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung
pada bag atas dan bawah esofagus terdapat spingter :
Dalam keadaan normal berada dalam kondisi tonik atau berkontriksi kecuali waktu menelan.
Pada bagian bawah terdapat sfinkter yg berperan sbg barier terhadap refluk isi lambung ke esofagus.
mukosa esofagus bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yg asam. Lapisan submukosa mengandung selsel sekretoris yg menghasilkan mukus, mukus mempermudah jalannya makananan waktu menelan
Menelan / deglutinasi
Merupakan perbuatan fisiologis kompleks dimana makanan atau cairan
berjalan dari mulut ke lambung. Terdiri dari 3 fase:
Fase oral : bolus didorong ke dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah. menimbulkan gerak reflek menelan.
Fase Faringeal : palatum mole dan uvula secara refleks menutup rongga hidung. Pada saat yg sama laring terangkat dan menutup faring pernafasan serentak dihambat untuk mencegah aspirasi.
Fase esofageal : mulai waktu M. crichopharingeus relaksasi dan memungkinkan bolus masuk esofagus. Bolus didorong oleh gerakan peristaltik esofagus ke arah bagian distal dan merelaksasikan sfingter bagian bawah yg memunginkan bolus masuk ke lambung.
Kec peristaltik 2 – 4 cm/dtk bolus sampe ke lambung sektar 5 – 15 dtk
C. Lambung
Kedua ujung lambung dilindungi oleh sfinkter;
S. kardia atau s. esofagus bag bawah, mencegah aliran balik ke dalam esofagus
S. pilorus, fungsi melindungi lubang antara pars pilorika lambung dan duodenum serta mencegah aliran isi usus ke lambung
Fungsi Lambung
Fungsi motoris “mekanik”
Fungsi resevoir. Menyimpan makanan sampai dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
Fungsi mencampur, memecah makanan menjadi oartikel2 kecil dan mencampurnya dgn getah lambung mll kontraksi otot.
Fungsi pengosongan, diatur oleh pembukaan sfinkter
2. Fungsi sekresi dan pencernaan
Mencerna Protein oleh Pepsin dan HCl dimulai:
Pepsin dan HCl merubah protein menjadi pepton/peptida
Amilase, merubah amilum menjadi maltosa
Lipase, merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Sintesis dan sekresi gastrin
Sekresi faktor intrinsik, untuk absorbsi vit B12 pada illeum
Sekresi mukus, pelindung lambung dan melumasi makanan.
Kelenjar pd lambung :
Kel kardia mengsekresi mukus alkali
Kel fundus memiliki 3 jenis sel :
- sel zimogenik /chief sel mengsekresi pepsinogen
- sel parietal mengsekresi HCl dan air
- neck sel mengsekresi mukuc
c. Kel pilorus , menhasilkan gastrin
Zat-zat lain yg disektresi :
Enzim-enzim dan elektrolit : Na, K, Cl
F. Instrinsik oleh kel parietal
Perangsangan sekresi getah lambung :
Rangsang saraf
jika melihat, mencium, memikirkan dan mencicipi makanan
Rangsang kimiasi
jika terdapat makanan dalam lambung
D. Usus Halus
Fungsi utama usus halus :
Pergerakan, yaitu mencapur dan mendorong kimus. Gerakan segmental usus halus dalam mendorong kimus ger peristaltik
Digesti, penyempurnaan digesti di usus halus didukung oleh enzim usus halus , enzim pankreas dan empedu
Absorbsi, sbg tempat absorbsi maksimal zat-zat gizi.
Fungsi digesti
Kimus dari lambung (bersifat asam) di usus halus dinetralisir oleh getah empedu dan pankreas di duodenum guna mengoptimalkan kerja enzim.
Garam empedu berperan mengemulsi lemak menjadi partikel partikel yg lebuh kecil.
Pankreas memiliki 3 enzim :
Amilase mengubah zat pati menjadi disakarida
Lipase merubah lemak menjadi gliserida, asam lemak dan gliserol
Tripsinogen merubah pepton menjadi polipeptida
Usus halus menghasilkan enzim tersendiri :
Enterokinase, merubah tripsinogen menjadi tripsin
Amnopeptidase, merubah aminopeptida menjadi dipeptida
Dipeptidase, merubah dipeptida menjadi asam amino
Sukrase, merubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
Maltase, merubah maltosa menjadi 2 glukosa
Laktase, merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Lamanya kimus dalam usus halus 3 – 10 jam dengan frekwensi
peristaltik 4 – 8 x/menit
Fungsi absorbsi
Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel tubuh.
A. Zat zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh darah kapiler masuk ke aliran darah :
- Protein
- HA
- Vit B, C
- Air
- Sebagian mineral
B. Zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh lakteal masuk ke aliran limfe :
- Lemak
- Vit A, D, E, K
- Sebagian mineral
E. Usus besar / kolon
Fungsi :
Absorbsi air dan mineral
sebagian besar dilakukan pd kolon kanan
kolon mengabsobsi sekitar 600 ml /hr. (kapasitas absorbsi 2000 ml/hr)
Sekresi musin
bersifat alkali, tidak mengandung enzim, bekerja sebagai pelumas dan melindungi mukosa.
Sebagai resevoir (kolon sigmoid), menampung feces sampai defekasi berlangsung.
Bakteri kolon mensintesa vit K dan beberapa vit B
Peristaltik pd kolon
Pergerakan mencampur
Feces diaduk dan diputar bersentuhan dgn permukaan kolon absorbsi air.
Pergerakan pendorong
Gel peristaltik (mass movement) mendorong feces kearah anus, beberapa kali/hari paling lama 15 menit selama jam pertama setelah makan pagi
Proses defekasi
F. Hati
Fungsi hati :
Pembentukan dan ekskresi empedu
jumlah sekresi cairan empedu sekitar 1 liter per hari. dengan komposisi sbb:
- air (97 %)
- elektrolit : sodium, potasium, Ca, Cl
- garam empedu
- fospolipid (lesitin)
- kolesterol
- pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi)
Metabolisme KH, lemak dan protein
- Metabolisme KH : Glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, menyimpan glikogen, merubah galaktosa, fruktosa menjadi glukosa.
Metabolisme lemak :
Oksidasi asam lemak menjadi energi
Pembentukan lipoprotein
Pembentukan kolesterol dan fospolipid
Pembentukan lemak dari protein dan KH
Metabolisme protein:
Sintesis protein plasma (kecuali gama globulin) : albumin, protrombin, fibrinogen dan faktor pembekuan yg lain.
Deaminasi asam amino
Pembentukan urea agar bisa dikeluarkan dari dalam tubuh
3. Penyimpanan vitamin, mineral dan Fe
4. Detoksikasi zat endogen (indol, skatol, dll) dan eksogen (misal morfin, fenobarbithal, obat-obatan lain.
5. Metabolisme steroid
6. Fagositosis
7. Metabolisme bilirubin
G. Kantung Empedu
Sekresi empedu oleh hati saluran empedu duktus hepatikus kanan dan kiri bergabung menjadi duktus sistikus koledokus bersatu dgn duktus pankreatikus membentuk ampula vater sebelum masuk ke usus halus. Pada bag terminal saluran ini terdapat spinkter oddi.
sekresi getah empedu oleh hati : 500 – 1000 cc/hari
Pengosongan kandung empedu dirangsang oleh masuknya kimus asam ke dalam duodenum dan adanya lemak
Fungsi
- Menyimpan dan memekatkan empedu (10 x lebih pekat)
H. Pankreas
Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yg mempunyai fungsi berbeda:
Sel asini kelompok sel eksokrin, menghasilkan getah pankreas: Tripsin, kimotripsin, karboksipetidase, lipase pankreas, amilase pankres. (lihat usus halus)
Pulau langerhans sel endokrin, menghasilkan sekresi endokrinn: insulin dan glukagon.
Fungsi :
Fungsi eksokrin membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
Fungsi endokrin mengekskresi hormon insulin dan glukagon ( (lihat kuliah endokrin ttg pankreas
FISIOLOGI ENDOKRIN
GAMBARAN UMUM SISTEM ENDOKRIN HORMON
“ ZAT KIMIA YG DISEKRESIKAN KE DALAM CAIRAN TUBUH O/ SUATU SEL ATAU SEKELOMPOK SEL, MEMPUNYAI EFEK PENGATURAN FISIOLOGIS THD SEL TBH LAIN”.
KELENJAR ENDOKRIN :
HIPOTHALAMUS - PLASENTA
HIPOFISE/PITUITARI - GINJAL
TIROID - LAMBUNG
PARATIROID - DUODENAL
ADRENAL - JANTUNG
TIMUS - KULIT
PANKREAS - HATI
GONAD
PINEAL
HIPOTHALAMUS DAN HIPOFISE
HIPOFISE KELENJAR PITUITARI
KELENJAR KECIL DI RONGGA BERTULANG DI DASAR OTAK DI BAWAH HIPOTALAMUS 2 CM
DIHUBUNGKAN KE HIPOTALAMUS O/ TANGKAI KECIL INFUNDIBULUM
MENGANDUNG SERAT SARAF & PEMBULUH DARAH
KELNJAR TERPENTING KRN DPT MENGATUR KELENJAR LAIN MASTER OF GLAND
2 LOBUS ANTERIOR & POSTERIOR EMBRIOLOGIS:
ANTERIOR TDD JAR.EPITEL KELJ YG BERASAL DARI PENONJOLAN ATAP MULUT ADENOHIPOFISIS
POSTERIOR BERASAL DARI PERTUMBUHAN OTAK TDD JAR. SARAF NEUROHIPOFISIS
POSTERIOR DIHUBUNGKAN KE HIPOTALAMUS MELL.JALUR SARAF
ANTERIOR MELL.PEMBULUH DARAH
HIPOTALAMUS DAN HIPOFISE POSTERIOR MEMBENTUK SISTEM NEUROSEKRESI MENGELUARKAN VASOPRESIN & OKSITOSIN
PENGELUARAN HORMON DARI HIPOFISE POSTERIOR & ANTERIOR DIKONTROL OLEH HIPOTALAMUS
HORMON YG DIKELUARKAN HIPOFISE ANTERIOR:
* GROWTH HORMON (GH)
* THYROID STIMULATING HORMONE (TSH)
* ADENO CHORTRIKOTROPIC HORMONE (ACTH)
* LUTEINIZING HORMONE (LH)
* PROLACTIN HORMONE (PH)
* FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH)
HORMON PELEPAS (RELEASING HORMONE) & PENGHAMBAT (INHIBITING) HIPOTALAMUS DISALURKAN KE HIPOFISE MELALUI SISTEM PORTA HIPOTALAMUS-HIPOFISIS UNTUK MENGONTROL SEKRESI HORMON HIPOFISE ANTERIOR
SEKRESI HORMON ANTERIOR DIRANGSANG ATAU DIHAMBAT O/ 7 HORMON HIPOFISIOTROPIK YAITU:
THYROTROPIN RELEASING HORMONE (TRH)
CORTIKOTROPIN RELEASING HORMON (CRH)
GONADOTROPIN RELEASING HORMON (GnRH)
GROWTH HORMONE RELEASING HORMONE (GHRH)
PROLACTING RELEASING HORMONE (PRH)
PROLACTING INHIBITING HORMONE (PIH)
HORMON PENGATUR HIPOTALAMUS MENCAPAI HIPOFISE ANTERIOR MEL. JALUR VASKULER KHUSUS SISTEM PORTA HIPOTALAMUS – HIPOFISE
KELENJAR ADRENAL
SEPASANG KELENJAR ADRENAL
BERAT 5-7 GRAM
LETAK DI SUPERIOR DARI GINJAL KELENJAR SUPRARENAL
SECARA STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL TERDIRI DARI 2 KELENJAR ENDOKRIN YANG MENYATU BAGIAN KORTEKS DAN MEDULA
KORTEKS ADRENAL HISTOLIGIS TERDIRI DARI 3 LAPISAN (ZONA) :
ZONA GLOMERULOSA MENGHASILKAN MINERALOKORTIKOID (95% ALDOSTERON) UNTUK KESEIMBANGAN ELEKTROLIT DAN HOMEOSTASIS TEKANAN DARAH
ZONA FASIKULATA (MENGHASILKAN GLUKOKORTIKOID) EFEK METABOLIK BERPERAN DALAM ADAPTASI TERHADAP STRESS
ZONA RETIKULARIS (GLUKOKORTIKOID) DAN HORMON KELAMIN/ SEKS (GONADOKORTIKOID)
MEDULA ADRENAL SEL-SEL KROMAFIN (MODIFIKASI NEURON SIMPATIS ) YG BERGEROMBOL DI SEKITAR KAPILER DARAH & SINUSOID
MENSEKRESI KATEKOLAMIN (NEURON PASCA GANGLION YG MENGALAMI MODIFIKASI)
EPINEFRIN MERANGSANG JANTUNG, SARAF SIMPATIS & AKTIFITAS METABOLIK
NOREPINEFRIN MEMPENGARUHI VASOKONSTRIKSI PERIFER & TEK.DRH
KELENJAR TIROID
HORMON TIROID JENIS ADA 2 YG MENGANDUNG TIROKSIN (T4) & TRIIODOTIRONIN (T3)
SEL SEKRETORIK UTAMA HORMON TIROID TERSUSUN MEMBENTUK GELEMBUNG BERISI KOLOID
TERDIRI DARI 2 LOBUS JARINGAN ENDOKRIN YG MENYATU DI BAG.TENGAH O/ BAG.SEMPIT KELENJAR SEPERTI DASI KUPU-KUPU
LETAKNYA BERADA DI ATAS TRAKHEA TEPAT DI BAWAH LARING
SEL-SEL SEKRETORIK UTAMA TERSUSUN JADI GELEMBUNG BERONGGA YG MEMBENTUK UNIT FUNGSIONAL FOLIKEL SEL FOLIKEL
DI RUANG INTERSTITIUM DIANTARA FOLIKEL SEL SEKRETORIK (SEL C) HORMON KALSITONIN
SEL FOLIKEL MEMFAGOSIT KOLOID BERISI TIROGLOBULIN U/ MELAKUKAN SEKRESI HORMON TIROID
DI LUAR TIROID SEBAGIAN BESAR T4 YG DISEKRESIKAN DI UBAH JADI T3
SEBAGIAN BESAR T3 & T4 DIANGKUT DI DARAH DALAM KEADAAN TERIKAT KE PROTEIN PLASMA TERTENTU
HORMON TIROID PENENTU UTAMA LAJU METABOLIK TUBUH KESELURUHAN, JUGA PENTING UNTUK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUBUH SERTA FUNGSI SARAF
KELAINAN FUNGSI HIPOTIROID / HIPERTIROID
KELENJAR PARATIROID
TDD 4 BUAH KELENJAR
LETAK DI BLK KEL TIROID 1 KEL DI BLK SETIAP KUTUB ATAS DAN BAWAH KEL TIROID
KEL PARATIROID PANJANG KIRA-KIRA 6MM, LEBAR 3MM, TEBAL 2MM
MIKROSKOPIK LEMAK WARNA COKLAT KEHITAM-HITAMAN
SULIT DITEMUKAN K/TAMPAK SEP LOB KEL TIROID
SEL-SEL YANG ADA DI KEL PARATIROID DEWASA :
SEL UTAMA CHIEF CELL
SEL OKSIFIL
HORMON PARATIROID DIBENTUK PD RIBOSOM DLM BENTUK PREPROHORMON RANTAI POLIPEPTIDA 110 ASAM AMINO HORMON O/ RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI GRANULA SEKRETORIK DLM SITOPLASMA SEL
BERAT MOLEKUL HORMON 9500
EFEK HORMON PARATIROID THD KONSENTRASI KALSIUM DAN FOSFAT DLM CAIRAN EKSTRASELULER TULANG
PANKREAS
BAG ENDOKRIN PANKREAS PULAU-PULAU LANGERHANS
(1 JUTA PULAU) HORMON
PULAU LANGERHANS :
SEL ALFA H. GLUKAGON MENINGKATKAN KADAR GULA DARAH
SEL BETA H. INSULIN MENURUNKAN KADAR GULA DARAH
SEL DELTA H. SOMATOSTATIN MENGHAMBAT PELEPASAN INSULIN DAN GLUKAGON
SEL F MENGHASILKAN POLIPEPTIDA PANKREATIK MENGATUR FUNGSI EKSOKRIN PANKREAS
GONAD
OVARIUM MENGHASILKAN OVA (TELUR)
H. ESTROGEN KEMATANGAN ORGAN REPRODUKSI, CIRI KELAMIN SEKUNDER
ESTROGEN + PROGESTERON MERANGSANG PERKEMBANGAN PAYUDARA, PERUBAHAN SIKLUS HAID
TESTIS MENGHASILKAN SPERMA DAN TESTOSTERON PEMATANGAN REPRODUKSI PRIA, CIRI KELAMIN SEKUNDER, LIBIDO, SPERMATOGENESIS
KELENJAR PINEAL
SEL PINEALOSIT
FUNGSI BELUM JELAS
HORMON YANG DIHASILKAN MELATONIN UTK MENGATASI JET LAG PERBEDAAN WAKTU ANTAR NEGARA BAGI YANG BEPERGIAN
MELATONIN PALING BANYAK PADA MALAM HARI PALING RENDAH PADA JAM 12 SIANG
TIMUS
PENGHASIL HORMON PEPTIDA TIMOSIN DAN TIMOPEPTIN PERKEMBANGAN NORMAL LYMFOSIT DAN RESPON IMUN TUBUH
STRUKTUR ENDOKRIN LAIN PENGHASIL HORMON
JANTUNG FAKTOR ATRIAL NATRIURETIK URINE BERGARAM
SAL CERNA SEL-SEL ENTEROENDOKRIN H PEPTIDA YANG MENGATUR FUNGSI PENCERNAAN PADA LAMBUNG DAN USUS
PLASENTA ESTROGEN DAN PROGESTERON HCG (TES KEHAMILAN)
GINJAL H. ERITROPOETIN PRODUKSI ERITROSIT
KULIT KOLESTEROL (VIT D TIDAK AKTIF) + SINAR MATAHARI DIAKTIFKAN DI GINJAL VIT D3 ABSORPSI ION Ca DARI USUS
“ ZAT KIMIA YG DISEKRESIKAN KE DALAM CAIRAN TUBUH O/ SUATU SEL ATAU SEKELOMPOK SEL, MEMPUNYAI EFEK PENGATURAN FISIOLOGIS THD SEL TBH LAIN”.
KELENJAR ENDOKRIN :
HIPOTHALAMUS - PLASENTA
HIPOFISE/PITUITARI - GINJAL
TIROID - LAMBUNG
PARATIROID - DUODENAL
ADRENAL - JANTUNG
TIMUS - KULIT
PANKREAS - HATI
GONAD
PINEAL
HIPOTHALAMUS DAN HIPOFISE
HIPOFISE KELENJAR PITUITARI
KELENJAR KECIL DI RONGGA BERTULANG DI DASAR OTAK DI BAWAH HIPOTALAMUS 2 CM
DIHUBUNGKAN KE HIPOTALAMUS O/ TANGKAI KECIL INFUNDIBULUM
MENGANDUNG SERAT SARAF & PEMBULUH DARAH
KELNJAR TERPENTING KRN DPT MENGATUR KELENJAR LAIN MASTER OF GLAND
2 LOBUS ANTERIOR & POSTERIOR EMBRIOLOGIS:
ANTERIOR TDD JAR.EPITEL KELJ YG BERASAL DARI PENONJOLAN ATAP MULUT ADENOHIPOFISIS
POSTERIOR BERASAL DARI PERTUMBUHAN OTAK TDD JAR. SARAF NEUROHIPOFISIS
POSTERIOR DIHUBUNGKAN KE HIPOTALAMUS MELL.JALUR SARAF
ANTERIOR MELL.PEMBULUH DARAH
HIPOTALAMUS DAN HIPOFISE POSTERIOR MEMBENTUK SISTEM NEUROSEKRESI MENGELUARKAN VASOPRESIN & OKSITOSIN
PENGELUARAN HORMON DARI HIPOFISE POSTERIOR & ANTERIOR DIKONTROL OLEH HIPOTALAMUS
HORMON YG DIKELUARKAN HIPOFISE ANTERIOR:
* GROWTH HORMON (GH)
* THYROID STIMULATING HORMONE (TSH)
* ADENO CHORTRIKOTROPIC HORMONE (ACTH)
* LUTEINIZING HORMONE (LH)
* PROLACTIN HORMONE (PH)
* FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH)
HORMON PELEPAS (RELEASING HORMONE) & PENGHAMBAT (INHIBITING) HIPOTALAMUS DISALURKAN KE HIPOFISE MELALUI SISTEM PORTA HIPOTALAMUS-HIPOFISIS UNTUK MENGONTROL SEKRESI HORMON HIPOFISE ANTERIOR
SEKRESI HORMON ANTERIOR DIRANGSANG ATAU DIHAMBAT O/ 7 HORMON HIPOFISIOTROPIK YAITU:
THYROTROPIN RELEASING HORMONE (TRH)
CORTIKOTROPIN RELEASING HORMON (CRH)
GONADOTROPIN RELEASING HORMON (GnRH)
GROWTH HORMONE RELEASING HORMONE (GHRH)
PROLACTING RELEASING HORMONE (PRH)
PROLACTING INHIBITING HORMONE (PIH)
HORMON PENGATUR HIPOTALAMUS MENCAPAI HIPOFISE ANTERIOR MEL. JALUR VASKULER KHUSUS SISTEM PORTA HIPOTALAMUS – HIPOFISE
KELENJAR ADRENAL
SEPASANG KELENJAR ADRENAL
BERAT 5-7 GRAM
LETAK DI SUPERIOR DARI GINJAL KELENJAR SUPRARENAL
SECARA STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL TERDIRI DARI 2 KELENJAR ENDOKRIN YANG MENYATU BAGIAN KORTEKS DAN MEDULA
KORTEKS ADRENAL HISTOLIGIS TERDIRI DARI 3 LAPISAN (ZONA) :
ZONA GLOMERULOSA MENGHASILKAN MINERALOKORTIKOID (95% ALDOSTERON) UNTUK KESEIMBANGAN ELEKTROLIT DAN HOMEOSTASIS TEKANAN DARAH
ZONA FASIKULATA (MENGHASILKAN GLUKOKORTIKOID) EFEK METABOLIK BERPERAN DALAM ADAPTASI TERHADAP STRESS
ZONA RETIKULARIS (GLUKOKORTIKOID) DAN HORMON KELAMIN/ SEKS (GONADOKORTIKOID)
MEDULA ADRENAL SEL-SEL KROMAFIN (MODIFIKASI NEURON SIMPATIS ) YG BERGEROMBOL DI SEKITAR KAPILER DARAH & SINUSOID
MENSEKRESI KATEKOLAMIN (NEURON PASCA GANGLION YG MENGALAMI MODIFIKASI)
EPINEFRIN MERANGSANG JANTUNG, SARAF SIMPATIS & AKTIFITAS METABOLIK
NOREPINEFRIN MEMPENGARUHI VASOKONSTRIKSI PERIFER & TEK.DRH
KELENJAR TIROID
HORMON TIROID JENIS ADA 2 YG MENGANDUNG TIROKSIN (T4) & TRIIODOTIRONIN (T3)
SEL SEKRETORIK UTAMA HORMON TIROID TERSUSUN MEMBENTUK GELEMBUNG BERISI KOLOID
TERDIRI DARI 2 LOBUS JARINGAN ENDOKRIN YG MENYATU DI BAG.TENGAH O/ BAG.SEMPIT KELENJAR SEPERTI DASI KUPU-KUPU
LETAKNYA BERADA DI ATAS TRAKHEA TEPAT DI BAWAH LARING
SEL-SEL SEKRETORIK UTAMA TERSUSUN JADI GELEMBUNG BERONGGA YG MEMBENTUK UNIT FUNGSIONAL FOLIKEL SEL FOLIKEL
DI RUANG INTERSTITIUM DIANTARA FOLIKEL SEL SEKRETORIK (SEL C) HORMON KALSITONIN
SEL FOLIKEL MEMFAGOSIT KOLOID BERISI TIROGLOBULIN U/ MELAKUKAN SEKRESI HORMON TIROID
DI LUAR TIROID SEBAGIAN BESAR T4 YG DISEKRESIKAN DI UBAH JADI T3
SEBAGIAN BESAR T3 & T4 DIANGKUT DI DARAH DALAM KEADAAN TERIKAT KE PROTEIN PLASMA TERTENTU
HORMON TIROID PENENTU UTAMA LAJU METABOLIK TUBUH KESELURUHAN, JUGA PENTING UNTUK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUBUH SERTA FUNGSI SARAF
KELAINAN FUNGSI HIPOTIROID / HIPERTIROID
KELENJAR PARATIROID
TDD 4 BUAH KELENJAR
LETAK DI BLK KEL TIROID 1 KEL DI BLK SETIAP KUTUB ATAS DAN BAWAH KEL TIROID
KEL PARATIROID PANJANG KIRA-KIRA 6MM, LEBAR 3MM, TEBAL 2MM
MIKROSKOPIK LEMAK WARNA COKLAT KEHITAM-HITAMAN
SULIT DITEMUKAN K/TAMPAK SEP LOB KEL TIROID
SEL-SEL YANG ADA DI KEL PARATIROID DEWASA :
SEL UTAMA CHIEF CELL
SEL OKSIFIL
HORMON PARATIROID DIBENTUK PD RIBOSOM DLM BENTUK PREPROHORMON RANTAI POLIPEPTIDA 110 ASAM AMINO HORMON O/ RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI GRANULA SEKRETORIK DLM SITOPLASMA SEL
BERAT MOLEKUL HORMON 9500
EFEK HORMON PARATIROID THD KONSENTRASI KALSIUM DAN FOSFAT DLM CAIRAN EKSTRASELULER TULANG
PANKREAS
BAG ENDOKRIN PANKREAS PULAU-PULAU LANGERHANS
(1 JUTA PULAU) HORMON
PULAU LANGERHANS :
SEL ALFA H. GLUKAGON MENINGKATKAN KADAR GULA DARAH
SEL BETA H. INSULIN MENURUNKAN KADAR GULA DARAH
SEL DELTA H. SOMATOSTATIN MENGHAMBAT PELEPASAN INSULIN DAN GLUKAGON
SEL F MENGHASILKAN POLIPEPTIDA PANKREATIK MENGATUR FUNGSI EKSOKRIN PANKREAS
GONAD
OVARIUM MENGHASILKAN OVA (TELUR)
H. ESTROGEN KEMATANGAN ORGAN REPRODUKSI, CIRI KELAMIN SEKUNDER
ESTROGEN + PROGESTERON MERANGSANG PERKEMBANGAN PAYUDARA, PERUBAHAN SIKLUS HAID
TESTIS MENGHASILKAN SPERMA DAN TESTOSTERON PEMATANGAN REPRODUKSI PRIA, CIRI KELAMIN SEKUNDER, LIBIDO, SPERMATOGENESIS
KELENJAR PINEAL
SEL PINEALOSIT
FUNGSI BELUM JELAS
HORMON YANG DIHASILKAN MELATONIN UTK MENGATASI JET LAG PERBEDAAN WAKTU ANTAR NEGARA BAGI YANG BEPERGIAN
MELATONIN PALING BANYAK PADA MALAM HARI PALING RENDAH PADA JAM 12 SIANG
TIMUS
PENGHASIL HORMON PEPTIDA TIMOSIN DAN TIMOPEPTIN PERKEMBANGAN NORMAL LYMFOSIT DAN RESPON IMUN TUBUH
STRUKTUR ENDOKRIN LAIN PENGHASIL HORMON
JANTUNG FAKTOR ATRIAL NATRIURETIK URINE BERGARAM
SAL CERNA SEL-SEL ENTEROENDOKRIN H PEPTIDA YANG MENGATUR FUNGSI PENCERNAAN PADA LAMBUNG DAN USUS
PLASENTA ESTROGEN DAN PROGESTERON HCG (TES KEHAMILAN)
GINJAL H. ERITROPOETIN PRODUKSI ERITROSIT
KULIT KOLESTEROL (VIT D TIDAK AKTIF) + SINAR MATAHARI DIAKTIFKAN DI GINJAL VIT D3 ABSORPSI ION Ca DARI USUS
FISIOLOGI PERNAFASAN
Fungsi umum sistem pernafasan
Sirkulasi (pertukaran) gas O2 & CO2 seluler
Menekan abdomen selama eliminasi urin dan feces dan melahirkan
Proses batuk dan bersin, merupakan reflek protektif.
Menghasilkan suara dan resonansi
Anatomi
Anatomi pernafasan tdd:
Bagian konduksi (conductions portion), membawa udara ke dan dari alveolus, tdk terjadi pertukaran gas.
struktur yg menyalurkan udara yg diinspirasi ke alveolus pada paru dan membawa udara ekspirasi dari paru-paru ke atmosfir. (hidung – faring – laring – trakhea – bronkus)
2. Area respirasi (respiration portion), yaitu pada alveolus yg merupakan unit fungsional, terjadi pertukaran gas
Hidung, fisiologi hidung
a. Respirasi 3 proses:
Filtrasi
Penghangatan
Pelembaban
b. Penerimaan sensasi bau bag. Medial rongga hidung
epithellium olfactory.
c. Ruang resonansi pembentukan suara fonetik
Faring
Larynx
Fisiologi laring:
Produksi suara vokalisasi
Katup saat menelan: katup menutup cegah terjadi aspirasi ke dalam trakheobronchial.
Katup saat batuk pita suara tertutup tekanan batang trakcheobronchial tinggi.
Trachea
Di dalamnya terdapat Pseudostratified ciliated columnar epithelium memiliki sel goblet fungsi: sekresi mucus.
Cilia fungsi: Memicu refleks batuk
Bronchus
Dua bagian:
Bronchus kanan: lebih pendek, besar & memiliki lumen yg besar, terdiri dari lobus atas, tengah & bawah.
Bronchus kiri: terdiri dari lobus atas & bawah.
Fungsi: menyalurkan udara menuju paru-paru
- Bronchus bronchiolus : fungsi mensuplai segmen bronchopulmoner.
Setiap segmen bronchus memiliki >50 terminal bronchiolus
Setiap bronchiolus membentuk >2 ductus alveolus
Dinding bronchus mengandung carttilago & otot-otot polos.
Otot polos berkontraksi bronchospasme lumen sempit resistensi jalan nafas meningkat
RESPIRATIONS PORTIONS
Bronchiolus ductus alveolar > 14 juta Alveolus 300 juta
Dinding alveolus mengandung membran alveolar & cairan interstitial (serabut kolagen)
- Pertukaran gas O2 dan CO2 di dlm paru melalui proses difusi pada dinding alveoli berikatan dengan Hb
Pulmo
Organ yg terdapat dlm rongga thorax
Terdiri dari paru kiri ( 2 lobus) & kanan (3 lobus)
Paru dilapisi oleh membran serosa (pleura visceral)
Dinding thorax dilapisi oleh pleura parietal
Diantara kedua pleura ada rongga yg berisi cairan: ± 10-20 cc fungsi untuk menurunkan gaya gesek permukaan kedua pleura saat bernafas.
Definisi pernafasan/respiration
Respiration, adalah pertukaran gas antara individu dan
Lingkungan. (kozier : 1991) atau
Keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfir
dan darah dan antara darah dengan sel-sel tubuh.
Dibagi menjadi 2 bagian :
Respirasi Eksternal: proses pertukaran O2 & CO2 ke dan dari paru ke dalam darah. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 + H2O masuk ke paru paru kemudian dikeluarkan dari tubuh
2. Respirasi internal/respirasi sel: proses pertukaran O2 & CO2 di tingkat sel peristiwa biokimiawi untuk proses kehidupan
Proses pernafasan, tdd dari 3 bagian :
Ventilasi pulmonal
yaitu masuk dan keluarnya aliran udara antara atmosfir dan alveoli paru. Yang terjadi mll proses bernafas (inspirasi dan ekspirasi).
Disfusi gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveoli dan kapiler pulmonal
Transport O2 & CO2 melalui darah ke dan dari sel jaringan
Mekanik pernafasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan olen peristiwa mekanik pernafasan sbb:
Inspirasi (inhalasi) : masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.
Otot difragma kontraksi dan kubah difragma turun,
Otot intercostalis externa menarik dinding dada agak keluar Ruang dalam dada membesar teknan dalam alveolus menurun udara masuk paru-paru
Ekspirasi (exhalasi): keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas.
Otot difragma dan m. intercotalis interna relaksasi. difragma naik, dinding dada masuk ke dalam dan ruang didalam dada mengecil tekanan dalam alveolus meningkat udara keluar dari paru-paru
Proses ekspirasi berlangsung pasif
Satu kali bernafas = 1 x inspirasi dan 1 x ekspirasi
Otot-otot yang membantu dalam respirasi:
Inspirasi:
Utama: Diafragma & intercostalis eksterna
Tambahan: sternocleidomastoideus, scalenus
Ekspirasi: intercostalis interna & otot abdominalis (rectus transversus &
obliqus).
Mekanisme Bernafas
Inspirasi dan ekspirasi terjadi karena adanya kontraksi dan relaksasi otot-otot pernafasan
Selama inspirasi tenang, difragma dan m. interkonta ekterna berkontraksi dan volume thorax meningkat
Selam ekspirasi tenang. Otot-otot tersebut relaksasi dan recoil elastis paru-paru dan thorak yang menyebabkan penurunan volume thorax
Kekuatan inspirasi dan ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot pernafasan asesoris
(www.mhhe.com/biosci/ap/foxhumphys/student/olc)
4. Transportasi gas pernafasan
a. Ventilasi
Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya
Udara yg masuk ke dalam alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh
. Difusi
Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara – darah. Tempat difusi yg ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan tipis
Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara difusi. Tekanan parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada dalam darah O2 dari alveolus ke dalam darah.
Sebaliknya (PaCO2) darah > (PaCO2) alveolus
Perpindahan gas tergantung pada luas permukaan dan ketebalan dinding alveolus
Transportasi gas dalam darah
O2 perlu ditrasport dari paru-paru ke jaringan dan CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru.
Beberapa faktor yg mempengaruhi dari paru ke jaringan
- Cardiac out put
- Jumlah eritrosit
- Exercise
- Hematokrot darah, akan meningkatkan vikositas darah
menurunkan CO mengurangi transport O2
Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal
O2 diangkut dlm darah;
dalam eritrosit bergabung dgn Hb (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%)
dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%)
CO2 dlm darah ditrasport sbg bikarbonat
Dalam eritosit sbg natrium bikarbonat
Dalam plasma sbg kalium bikarbonat
Dalam larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma
5 – 7 % C02 larut dalam plasma
15 – 20 % Carbamoni Hb (carbamate) HbNHCO3
Hb + CO2 HbC0
60 – 80% bikarbonat HCO3
CO2 + H2O H2CO3 - H+ + CO3-
4b.Pengukuran volume paru
Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan kapasitas paru
Volume paru dibagi menjadi :
volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas.
Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat dihirup setelah inhalasi normal
Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal
Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal
Kapasitas Paru
Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal
Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi normal
Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi normal
Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal
Typical Values (young adult male of average size)
TV = 0.5-0.6 L (liters)
IRV = 3.0 L
ERV = 1.3 L
RV = 1.2 L
VC = 4.8 L ( 5 Liters) VC = TV + IRV + ERV
TLC = 6.0 L TLC = VC + RV
= TV + IRV + ERV + RV
FRC = 2.5 L FRC = RV + ERV
IC = 3.5 L IC = TV + IRV
Note: "normal" values depend upon age, sex, and size
Sumber : www.acbrown.com/lung
5. Pengaturan pernafasan
5a. Jenis-jenis lokasi pusat nafas
Mekanisme pernafasan diatur oleh 2 faktor utama :
Pengendalian Oleh saraf
Pusat ritminitas di medula oblongata langsung mengatur otot otot pernafasan
Aktivitas medula dipengaruhi pusat apneuistik dan pnemotaksis
Kesadaran bernafas dikontrol oleh korteks serebri
Pusat Respirasi
a. Medullary Rhythmicity Area:
- Area Inspirasi & ekspirasi
- Mengatur ritme dasar respirasi
b. Pneumotaxic Area:
- Di bagian atas pons
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi &
ekspirasi
- Mengirim impuls inhibisi ke area inspirasi mencegah
paru-paru terlalu mengembang
c. Apneustic Area:
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi &
ekspirasi
- Mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi
Saraf pernafasan :
N. Phrenicus diafragma
N. Spinal thoraxic otot intercosta
Saraf simpatis dan parasimpatis
2. Pengendalian secara kimia
Pernafasan dipengaruhi oleh : PaO2, pH, dan PaCO2
Pusat khemoreseptor : medula, bersepon terhadap perubahan kimia pd CSF akibat perub kimia dalam darah.
Kemoreseptor perifer : pada arkus aortik dan arteri karotis
fisiologi sistem kardiovaskuler
Sistem sirkulasi dibagi dua bagian utama :
1.Sistem sirkulasi darah, terdiri dari : jantung yg berfungsi sebagai
pompa, pembuluh darah , dan darah yang bersirkulasi.
2. Sistem saluran limfe, terdiri dari kelenjar limfe dan pembuluh limfe
Sistem tersebut saling berhubungan dan sangat berkaitan satu
sama lainnya.
Darah dalam tubuh ditransport ke
1.Paru-paru (sirkulasi pulmonal) dimana oksigen diabsorbsi dan
karbondioksida dikeluarkan.
2.Seluruh tubuh (sirkulasi sitemik) menyuplai oksigen dan nutrisi ke sell
dan membuang/ mengeluarkan produk sisa metabolisme
FUNGSI JANTUNG DAN PEREDARAN DARAH MANUSIA
Sistem CV tdd 3 komponen utama :
1. Jatung
2. Pembuluh darah
3. darah
Sistem transportasi, distribusi di dlm tubuh
Secara garis besar fungsi sistem kardiovaskular:
1. Alat transportasi O2, CO2, hormon, zat-zat
makanan, sisa metabolisme ke dan dari
jaringan tubuh.
2. Pengatur keseimbangan cairan ekstrasel
Sistem peredaran darah
Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran darah ke seluruh tubuh.
Sirkulasi darah dibagi menjadi 2 bagian :
1. Sirkulasi Pulmonal :
Sirkulasi darah dari ventrikel kanan jantung masuk ke paru-paru kemudian
kembali ke atrium kiri
Aliran darah dari ventrikel kanan - arteri pulmonalis - paru-paru - vena pulmonalis - atrium kiri
Note : Arteri pulmonal mengandung darah yg tidak teroksigenasi
Vena pulmonal mengandung darah teroksigenasi
Dalam paru-paru arteri pulmonalis membagi menjadi arteri yg lebih
kecil, arteriol dan kapiler
2. Sirkulasi sistemik
Darah dipompa keluar dari ventrikel kiri melalui aorta keseluruh
tubuh dan kembali ke atrium kanan jantung melalui vena cava superior
dan inferior.
Aliran darah dari ventrikel kiri - aorta - arteri -
arteriola - kapiler - venula - vena
- vena cava inferior, superior - atrium kanan
Suplai Darah Miokardium
Pembuluh darah yg memperdarahi jantung Arteri koronaria, berasal dari sinus vasalva
a. A. coronaria kanan, memperdarahi :
- RA
- Sebagian septum interventrikel
- 70 % S.A node
- 92 % A.V node
- bundle His
- Serabut purkinye.
b. A coronaria kiri. Memperdarahi
- bagian anterior LV
- Septum inerventrikular
- 25% S.A node
- bagian posterior ventrikel kiri
- serabut purkinye.
Aliran darah coroner (org dewasa) dlm keadaan istirahat sekitar 223 ml/mnt (4-5% CO)
Untuk LV 80% arus darah terjadi pada waktu diastole dan 20% pada saat systole.
Klasifikasi pembuluh darah
Pembuluh darah dibagi menjadi 5 jenis :
1. Arteri
Dindingnya kuat, tebal dan elastis. Tdd
a.Tunika intima, lap. dalam berhubungan dgn darah tdd jaringan endotel.
b.Tunika Media, lap. tengah tdd jar. otot polos bersifat elastis
c.Tunika eksterna / adventisia, lap luar tdd jar ikat berguna menguatkan arteri
T. intima diperdarahi oleh darah yg mengalir di pembuluh darah, T. media dan adventisia diperdarahi oleh vasa vasorum.
Dipersarafi oleh saraf otonom : vasomotor : vasokontriktor dan vasodilator. sehingga dapat berkontriksi atau berdilatasi.
2.Arteriola
Dindingnya tdd otot polos dan sedikit serabut elastis.
Tunika adventisia tipis
Dapat berkontraksi dan berdilatasi
Berperan dlm mempertahankan tekanan darah.
3.Kapiler, dinding hanya tdd satu lapis sel yaitu tunika intima
Fungsi :
- Penghubung arteri dan vena
- Tempat pertukaran zat
- Menyerap zat makanan (pd usus)
- Menyaring darah/filtrasi (pd ginjal)
4. Venula
- Berfungsi sbg saluran pengumpul
- dindingnya lemah tetapi peka
pada pertemuan antara kapiler dan venula
terdapat sfingter postkapiler.
5. V e n a
Membawa darah ke jantung.
Diding tdd 3 lapisan seperti arteri tetapi lebih tipis.
Sifatnya dibandingkan dgn arteri:
- vena kurang elastis
- mempunyai katup
- lebih cepat kolap.
Pembagian jumlah darah dlm pemb darah
Darah adalah connective tissue yg memungkinkan adanya komunikasi antar sel dlm tubuh dan dengan lingkungan seperti membawa: oksigen, zat-zat gizi, sekresi hormon, produksi panas, zat kekebalan, dll
Jumlah : 7% dari BB ( 5,6 liter pd pria dgn BB 70 Kg) pada wanita lebih sedikit
Komposisi : plasma 55% dan sel 45%
Sel darah tdd : eritrosit, leukosit dan trombosit
Plasma tdd :
air : 91%,
protein : 8% (albumin, globulin, protrombin,fibrinogen),
mineral : 0,9% (NaCl, natrium bikarbonat,
kalsium, fosfor, fe, dll)
Prosentase volume darah dlm pembuluh darah
a.Jantung 9%
b.Pemb drh paru 12%
c.Arteri besar 8%
d.Arteri kecil 5%
e.Arteriola 2%
f.Kapiler 5%
g.Vena kecil, venula, sinus 25%
h.Vena besar, resevoar vena 34%
Faal otot jantung
Fisiologi otot jantung
Struktur. dinding jantung tdd 3 lapisan :
a. Epikardium, lap. terluar strukturnya sama dengan
pericardium visceral.
b. Miokardium, lap tengah terdiri dari otot, menentukan
kekuatan kontraksi.
c. Endokardium, lapisan terdalam tdd dari jar. endotel
juga menutupi katup-katup jantung.
Perikardium (pembungkus luar jantung) tdd. lap. Parietal yaitu lapisan fibrous bagian luar. Dan Lap. visceral yaitu membran serous bagian dalam melekat pada jantung. Diantara lapisan tersebut terdapat cairan serus sebagai lubrication.
Struktur Dinding Jantung
Otot jantung , merupakan otot khusus tdd otot bergaris tetapi bekerja diluar kemauan kita seperti otot polos.
Membran sel otot jtg relatif semipermiabel thdp ion-ion - ion-ion dpt bergerak sepanjang sumbu longitudinal serat otot - potensial aksi dpt cepat menyebar ke seluruh otot jantung
b. Elektrofisiologi otot jantung
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada permiabelitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relatif
Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium.
K adalah kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel.
Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut potensial membran.
Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial membran
Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi.
Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu proses repolarisasi.
Sistem hantaran listrik jantung
Sistem penghantar jantung tdd:
1.S.A node sbg pemicu timbulnya aksi potensial (pace maker). Terletak di dinding anterior RA berdekatan dengan tempat masuknya vena cava sup.
2.A.V node terletak pada septum atrium bagian kanan dan sedikit posterior katup triskupidalis/ dekat muara sinus koronarius
3.Berkas His, lanjutan dari AV node, merupakan penghubung fungsional antara otot atrium dan ventrikel, kemudian bercabang menjadi left and right bundle branch. Kemudian ke serat-serat purkinye yang berada di sel-sel miokardium.
EKG (elektrokardiogram)
EKG: rekaman aktivitas listrik jantung pada permukaan tubuh
EKG menggambarkan aktivitas elektrik jantung melalui electrode pada kulit yang di rekam pada kertas EKG atau pada monitor.
Gambaran hasil EKG
Gelombang P
menggambarkan depolarisasi/kontraksi atria
2. Gelombang Q, adalah defleksi negatif pertama dari dari komplek QRS
Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel
3. Gelombang R, adalah defleksi positif pertama dari komleks QRS
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
4. Gelombang S, adalah defleksi negatif sesudah gelombang R
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
5. Kompleks QRS, depolarisasi vertikal diukur dari awal gel Q sampai akhir Gel S.
6. Gelombang T, menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
7. Gelombang U
terjadi setelah gel. T, Normalnya tidak ada
Jantung sebagai pompa
Secara fungsional :
Pompa kanan tdd RA dan RV : memompa darah yang belum teroksigenasi dari pembuliuh darah vena ke dalam sirkulasi pulmoner.
Pompa kiri tdd LA dan LV : memompa darah yg telah teroksigenasi ke sirkulasi sistemik.
Curah jantung /cardiac output
Adalah banyaknya darah yang dikeluarkan atau dipompakan dalam satu menit.
C. O = S V X HR / mnt
Normal
Frek. : 60 – 80 x/mnt (pd dewasa)
SV : 60 – 70 ml (istirahat berbaring)
Normal CO sekitar 5 liter
Isi Sekuncup ditentukan oleh :
a. Beban awal (pre - load), yaitu jumlah darah dalam ventrikel pada akhir diastole. Yg menyebabkan peregangan miokardium
b. Kontraktilitas / daya kontaksi jantung
dipengaruhi oleh : keadaan jantung, keseimbangan elektrolit, keadaan konduksi jantung.
c. Beban Akhir (pre load)
yaitu jumlah tegangan yg harus dikeluarkan ventrikel selama kontraksi untuk mengeluarkan darah dari LV mll aorta.
Dipengaruhi oleh tahanan pembuluh perifer dan ukuran pembuluh darah
Aliran balik vena
Jumlah darah yg masuk jantung akan meregangkan ruang jantung jantung berkontraksi sesuai dgn besarnya regangan (Hk. Frank Starlink) mempengaruhi CO
Faktor –faktor yg mempengaruhi aliran balik vena :
Tekanan atrium kanan
Derajat pengisian sirkulasi sistemik
Tahanan terhadap aliran darah antara pembuluh darah perifer dgn atrium kanan ( tekanan atrium dorongan balik darah ke arah vena
Tekanan darah dan Denyut Nadi
Tekanan darah yaitu tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Tekanan sistolik : Tekanan puncak terjadi saat ventrikel kontraksi
Tekanan diastolic : Tekanan terendah yang terjadi saat jantung istirahat.
Nilai normal pada orang dewasa : 100/60 mmHg s/d 140/90 mmHg, rata-rata 120/80 mmHg.
Tekanan darah arterial sistemik atau tekanan darah arteri menyebabkan pengeluaran darah dari LV ke dalam aorta
Tekanan Nadi : perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolic, nilai normalnya yaitu sekitar 40 mmHg ( 40 – 50 mmHg )
Tekanan nadi mencerminkan :
volume sekuncup, Laju ejeksi, Tahan vascular sistemik
Jika kurang dari 30 mmHg harus dikaji sistem kardivaskular lebih lanjut.
MAP(BP) = C O x T P R
BP : Blood Pressure
CO : Cardiac Output
TPR : Total Perifer Resisten
Pengukuran Tekanan Darah
Ada dua cara
1. Pengukuran langsung, dengan menggunakan kateter dalam arteri
2. Tidak langsung, dengan menggunakan sfigmomanometer dan stetoskop.
Faktor-faktor yg mempertahankan TD
Kekuatan memompa jantung
Banyaknya darah yg beredar
Vikositas darah
Elastisitas dinding pembuluh darah
Tahanan tepi
Denyut arteri
adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung . Denyut ini mudah diraba di suatu tempat misalnya : pada daerah arteri radialis, arteri temporalis, arteri dorsalis pedis, dll
Normal pd orang dewasa, kondisi istirahat : 60 – 80 x/mnt
Faktor-faktor yg mempengaruhi denyut nadi
Posisi : lebih cepat jika berdiri dibanding
tiduran
Umur : anak lebih cepat dari pada dewasa
Jenis kelamin : pria lebih cepat dari pada wanita
Exercise : exercise akan meningkatkan
Emosi : emosi kuat akan meningkatkan pulse
SYOK
Syok sirkulasi karena penurunan CO kardiogenik syok
Penyebab CO yg tdk mencukupi
Faktor yg memperberat :
Kelainan jantung yg menurunkan kemampuan jantung untuk memompa : Miocard infark, aritmia jantung, disfungsi katup berat
B. Syok sirkulasi tanpa mengurangi CO
Penyebab :
Metabolisme tubuh yg berlebihan CO normal tdk mencukupi
Pola perfusi jaringan yg abnormal syok septik
C. Syok karena hipovolemia – haemoragik
Perdarahan tekanan pengisian sirkulasi menurun aliran balik vena menurun CO turun syok
Syok hemoragik : non progresif dan progresif
D. Syok hipovolemik – kehilangan plasma
Obstruksi usus halus
Luka bakar hebat
E. Syok hipovolemik karena trauma
F. Syok neurogenik – kenaikan kapasitas vaskular
Hilang tons vasomotor secara tiba-tiba
Penyebab : anastesi umum, anastesi spinal, kerusakan otak
Jumat, 15 Agustus 2008
PENGELOLAAN KALA I,II,III DAN IV
KALA I
Pengkajian:
1.Catatan prenatal untuk mengidentifikasi kebutuhan dan resiko individu,misalnya ibu yang berusia 14 dan 40 tahun memiliki kebutuhan yang spesifik yang berbeda dan usia mereka memberi risiko masalah yang berbeda pula,hubungan tinggi dan berat badan juga penting diketahui untuk mengidentifikasi risiko CPD,faktor lain adalah kesehatan umum,kondisi medis,status pernafasan dan riwayat pembedahan,riwayat obstetri dan kehamilan masa lalu dan saa ini,perdarahan pervaginam,hipertensi akibat kehamilan,anemia,DM dan penyakit infeksi lainnya
2.Wawancara keluhan atau alasan ibu datang,diminta untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
* Frekwensi dan lama kontraksi
* Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat adanya kontraksi
* Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan posisi
* Keberadaan dan karakter rabas atau show dari vagina
* Status membran amnion,misalnya semburan atau rembesan cairan
3.Faktor-faktor Psikososial, penampilan dan perilaku secara keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang diperlukan,faktor yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
*Interaksi verbal : dapatkah ibu meminta apa yang ibu perlukan,apakah ibu bebas berbicara kepada petugas atau hanya berespons terhadap pertanyaan
* Bahasa tubuh : apakah ibu santai atau tegang,sejauh mana tingkat kecemasannya
* Kemampuan persepsi : apakah ibu memahami apa yang petugas katakan,adakah hambatan dalam bahasa,apakah tingkat kecemasannya membutuhkan penjelasan
* Tingkat ketidaknyamanan : sejauh mana ibu mengekspresikan apa yang dialami,apakah mengeluh tentang ketidaknyamanan,apakah meminta suatu tindakan untuk mengurangi ketidaknyamanan
* Stres dalam persalinan : tingkat kekhawatiran pada proses persalinan sering diutarakan mengenai diri dan janinnya
Pemeriksaan fisik
Fase latent pembukaan 0-3 cm berlangsung 7-8 jam
Fase aktif : * Akselerasi 3-4 cm berlangsung 2 jam
* Dilatasi maksimal 4-9 cm berlangsung 2 jam
* Deselerasi 9-10 cm berlangsung 2 jam
Masalah yang mungkin terjadi :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kala I
Perubahan eliminasi urine
Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi yang kuat
Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kurangnya asupan cairan
Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan presentasi janin,status selaput ketuban,pemantauan janin
Koping keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang akan dilakukan
Rencana Keperawatan :
Tingkatkan nutrisi dan hidrasi
Suppotr ibu untuk berkemih minimal tiap 2 jam.
Tingkatkan penggunaan tehnik pernafasan terfokus,tawarkan untuk pengurutan
Tingkatkan asupan cairan melalui oral ataupun IV
Dorong ambulasi dan perubahan posisi
Dorong pendukung untuk berpartisipasi dengan memberi kata-kata yang menghibur dan melakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat rileks
KALA II
Masalah keperawatan
Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengedan dan distensi perineum
Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat mengedan
Resiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan posisi tungkai ibu pada penopang kaki tidak tepat
Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan pengarahan persalinan yang berlawanan dengan keinginan fisiologis ibu untuk mengedan
Rencana keperawatan
Dukung ibu untuk mengedan
Atur posisi dorsal untuk menurunkan tingkat leserasi perineum,ibu merasa nyaman karena telapak kaki menekan
Tingkatkan pengetahuan ibu tentang cara-cara mengedan yang benar
Masalah keperawatan pada bayi
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d aspirasi cairan
Resiko tinggi cedera pada bayi b/d lahir terlalu cepat
Rencana keperawatan
Bebaskan jalan nafas,lakukan bonding attachment
Bantu persalinan kepala,lahirkan bahu dan tubuh bayi
KALA III
Masalah ke[erawatan
Resiko tinggi infeksi b/d trauma jalan lahir
Resiko tinggi cedera b/d inversio uteri
Resiko tinggi kurangnya volume cairan b/d perdarahan
Rencana keperawatan
Pertahankan tehnik aseptik dan alat-alat steril
Lakukan massage fundus uteri,jika diperlukan beri uterotonika
Ukur darah yang hilang,beri uterotonika
KALA IV
Masalah keperawatan
Resti kurangnya volume cairan b/d relaksasi uterus setelah persalinan
Retensi urine b/d dampak persalinan pada sensasi berkemih
Nyeri b/d gangguan integritas kulit akibat persalinan
Resti cedera ibu b/d ambulasi dini
Rencana keperawatan
Kaji kontraksi uterus,palpasi uterus,cegah perdarahan,kaji jumlah perdarahan
Cegah distensi kandung kemih,palpasi kandung kemih,support untuk miksi secara alami,bila gagal lakukan kateterisasi
Kaji tingkat nyeri,anjurkan untuk relaksasi,beri analgetika
Pertahankan keamanan,yakinkan kondisi ibu stabil saat akan ambulasi dini
Pengkajian:
1.Catatan prenatal untuk mengidentifikasi kebutuhan dan resiko individu,misalnya ibu yang berusia 14 dan 40 tahun memiliki kebutuhan yang spesifik yang berbeda dan usia mereka memberi risiko masalah yang berbeda pula,hubungan tinggi dan berat badan juga penting diketahui untuk mengidentifikasi risiko CPD,faktor lain adalah kesehatan umum,kondisi medis,status pernafasan dan riwayat pembedahan,riwayat obstetri dan kehamilan masa lalu dan saa ini,perdarahan pervaginam,hipertensi akibat kehamilan,anemia,DM dan penyakit infeksi lainnya
2.Wawancara keluhan atau alasan ibu datang,diminta untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
* Frekwensi dan lama kontraksi
* Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat adanya kontraksi
* Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan posisi
* Keberadaan dan karakter rabas atau show dari vagina
* Status membran amnion,misalnya semburan atau rembesan cairan
3.Faktor-faktor Psikososial, penampilan dan perilaku secara keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang diperlukan,faktor yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
*Interaksi verbal : dapatkah ibu meminta apa yang ibu perlukan,apakah ibu bebas berbicara kepada petugas atau hanya berespons terhadap pertanyaan
* Bahasa tubuh : apakah ibu santai atau tegang,sejauh mana tingkat kecemasannya
* Kemampuan persepsi : apakah ibu memahami apa yang petugas katakan,adakah hambatan dalam bahasa,apakah tingkat kecemasannya membutuhkan penjelasan
* Tingkat ketidaknyamanan : sejauh mana ibu mengekspresikan apa yang dialami,apakah mengeluh tentang ketidaknyamanan,apakah meminta suatu tindakan untuk mengurangi ketidaknyamanan
* Stres dalam persalinan : tingkat kekhawatiran pada proses persalinan sering diutarakan mengenai diri dan janinnya
Pemeriksaan fisik
Fase latent pembukaan 0-3 cm berlangsung 7-8 jam
Fase aktif : * Akselerasi 3-4 cm berlangsung 2 jam
* Dilatasi maksimal 4-9 cm berlangsung 2 jam
* Deselerasi 9-10 cm berlangsung 2 jam
Masalah yang mungkin terjadi :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kala I
Perubahan eliminasi urine
Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi yang kuat
Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kurangnya asupan cairan
Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan presentasi janin,status selaput ketuban,pemantauan janin
Koping keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang akan dilakukan
Rencana Keperawatan :
Tingkatkan nutrisi dan hidrasi
Suppotr ibu untuk berkemih minimal tiap 2 jam.
Tingkatkan penggunaan tehnik pernafasan terfokus,tawarkan untuk pengurutan
Tingkatkan asupan cairan melalui oral ataupun IV
Dorong ambulasi dan perubahan posisi
Dorong pendukung untuk berpartisipasi dengan memberi kata-kata yang menghibur dan melakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat rileks
KALA II
Masalah keperawatan
Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengedan dan distensi perineum
Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat mengedan
Resiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan posisi tungkai ibu pada penopang kaki tidak tepat
Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan pengarahan persalinan yang berlawanan dengan keinginan fisiologis ibu untuk mengedan
Rencana keperawatan
Dukung ibu untuk mengedan
Atur posisi dorsal untuk menurunkan tingkat leserasi perineum,ibu merasa nyaman karena telapak kaki menekan
Tingkatkan pengetahuan ibu tentang cara-cara mengedan yang benar
Masalah keperawatan pada bayi
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d aspirasi cairan
Resiko tinggi cedera pada bayi b/d lahir terlalu cepat
Rencana keperawatan
Bebaskan jalan nafas,lakukan bonding attachment
Bantu persalinan kepala,lahirkan bahu dan tubuh bayi
KALA III
Masalah ke[erawatan
Resiko tinggi infeksi b/d trauma jalan lahir
Resiko tinggi cedera b/d inversio uteri
Resiko tinggi kurangnya volume cairan b/d perdarahan
Rencana keperawatan
Pertahankan tehnik aseptik dan alat-alat steril
Lakukan massage fundus uteri,jika diperlukan beri uterotonika
Ukur darah yang hilang,beri uterotonika
KALA IV
Masalah keperawatan
Resti kurangnya volume cairan b/d relaksasi uterus setelah persalinan
Retensi urine b/d dampak persalinan pada sensasi berkemih
Nyeri b/d gangguan integritas kulit akibat persalinan
Resti cedera ibu b/d ambulasi dini
Rencana keperawatan
Kaji kontraksi uterus,palpasi uterus,cegah perdarahan,kaji jumlah perdarahan
Cegah distensi kandung kemih,palpasi kandung kemih,support untuk miksi secara alami,bila gagal lakukan kateterisasi
Kaji tingkat nyeri,anjurkan untuk relaksasi,beri analgetika
Pertahankan keamanan,yakinkan kondisi ibu stabil saat akan ambulasi dini
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DAN BAYI PADA MASA INTRA NATAL
PROSES PERSALINAN
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.
ADAPTASI TERHADAP PERSALINAN
Ibu dan janin harus beradaptasi secara anatomis dan fisiologis selama proses persalinan. Pengkajian ibu dan janin yang akurat membutuhkan pengetahuan tentang adaptasi yang diharapkan terjadi
ADAPTASI JANIN :
•Denyut jantung janin
Pemantauan djj memberi informasi yang dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan oksigenasi,djj rata-rata pada aterm adalah 140 denyut / menit,batas normalnya adalah 110 sampai 160 denyut / menit.Pada kehamilan yang lebih muda djj lebih tinggi dengan nilai rata-rata 160 denyut / menit
•Sirkulasi darah janin
Sirkulasi darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah posisi ibu,kontraksi uterus,tekanan darah dan aliran darah tali pusat,kebanyakan apabila janin yang sehat mampu mengompensasi stres ini,biasanya aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi janin
•Pernafasan dan gerakan janin
Pada waktu persalinan pervaginam 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru-paru, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida arteri meningkat,gerakan janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan menurun setelah ketuban pecah
ADAPTASI IBU :
•Perubahan kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita selama proses persalinan,pada setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan dari uterus dan masuk ke sistem vaskuler ibu,hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada tahap kedua persalinan,untuk mengantisipasi perubahan tekanan darah,ada beberpa faktor yang mengubah tekanan darah ibu.Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali ke pembuluh darah perifer,timbul tahana perifer,tekanan darah meningkat dan frekwensi denyut nadi menurun.Pada persalinan tahap pertama,kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua sekitar 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai 25 mmHg.
•Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan,pada tahap kedua persalinan jika ibu tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen hampir dua kali lipat
•Perubahan pada ginjal
Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen,apabila terisi,kandung kemih akan teraba diatas simpisis pubis.Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan akibat berbagai alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,perasaan tidak nyaman dan rasa malu
•Perubahan integumen
Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daerah introitus vagina,meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak dilakukan episiotomi atau tidak terjadi laserasi
•Perubahan muskuloskeletal
Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masa aterm,proses persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan kram tungkai
•Perubahan neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman selama persalinan,perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan pertama dan masuk ke tahap berikutnya
•Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut menjadi kering akibat bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap persalinan.selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat,seringkali ada rasa mual dan memuntahkan makanan yang belum dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.
•Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat diakibatkan penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen,prostaglandin dan oksitosin,metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat proses persalinan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAJUAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN
•Usia Ibu
•Berat badan ibu
•Jarak kelahiran
•Berat bayi dan usia gestasi
•Posisi fetus
•Kondisi selaput ketuban
•Tempat menempelnya plasenta
•Faktor psikologi
KEKUATAN PERSALINAN
•Passage
•Passenger
•Power
•Psikologi
PASSAGE : PANGGUL
*Tulang panggul terdiri dari sepasang tulang innominata ( ilium,iskium,pubis ),sakrum dan koksigis
* Bidang panggul : pap,bidang tengah panggul dan pintu bawah panggul
PASSENGER : FETUS
•Berat janin,tapsiran berat janin TFU(cm)-12 x 155
•Letak,presentasi,posisi
Letak yaitu hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin,dimana janinnya bisa melintang atau memanjang
Presentasi yaitu bagian terendah janin yang berada di pap; kepala,bokong.bahu,muka
Posisi yaitu hubungan presentasi dengan kanan kiri ibu
•Station yaitu turunnya bagian terendah janin di pap
•Sinclitismus dan asynclitismus
•Moulage
POWER : KONTRAKSI UTERUS
•Teori mulainya persalinan
•Kontraksi uterus,karakteristik,durasi,intensitas,frekuensi
•Perubahan uterus selama persalinan,perkembangan semen,pembukaan dan penipisan serviks
PSIKOLOGIS
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
•Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
•Persalinan sebagai ancaman pada self-image
•Medikasi persalinan
•Nyeri persalinan dan kelahiran
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
Beberapa definisi
•Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
•Partus immaturus adalah partus kurang 28 minggu lebih 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram
•Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum a term ( cukup bulan ) dengan berat antara 1000-2500 gram atau tua kehamilan antara 28-36 minggu
•Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditentukan
•Partus biasa atau partus fisiologis adalah partus bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
•Partus pathologis atau partus abnormal adalah bayi dilahirkan pervaginam dengan cunam atau ekstraksi vacum,dekapitasi,embriotomi.
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadinya kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan,perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses persalinan
Berlangsungnya persalinan normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala :
KALA I disebut juga kala pembukaan,dimulai dari mulai adanya his yang progresif,teratur yang meningkat kekuatan ,frekwensi dan durasi,ibu mengeluarkan dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.
Persalinan dibagi dalam 4 kala lendir bercampur darah.Kala I ini dibagi 2 fase :
•Fase laten berlangsung selama 8 jam,pembukaan sangat lambat sampai pembukaan servix 3 cm
•Fase aktif;fase ini dibagi 3 fase lagi:
Fase akselerasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm jadi 4 cm
Fase dilatasi maksimal,dalam waktu 2 jam pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
Fase deselarasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida,pada multigravida fase laten,fase aktif fase deselerasi lebih pendek
KALA II disebut juga kala pengeluaran, dimana pada tahap ini janin dikeluarkan, tahapI ini dimulai dari dilatasi serviks lengkap(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi
Tanda obyektif yang pasti tahap kedua persalinan dimulai adalah melalui pemeriksaan dalam.Ada tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :
1.Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
2.Adanya muntah
3.Aliran darah ( show ) meningkat
4.Ekstremitas bergetar
5.Semakin gelisah
6.Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap
Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan,respons fisiologis dan respons emosi ibu serta respons janin terhadap stres.
UPAYA MENGEDAN
Saat kepala janin mencapai dasar panggul,secara otomatis akan ada rasa ingin mengedan,usaha mengedan adalah respons refleks involunter terhadap tekanan bagian presentasi pada reseptor regangan otot panggul
MEKANISME PERSALINAN
Posisi untuk melahirkan dapat berupa posisi SIMS,posisi DORSAL,atau posisi LITOTOMI
Pada saat akan mulai persalinan,vulva dicuci kemudian memberi semangat untuk mengedan apabila ada his,DJJ dipantau setiap 15 menit ,pada saat serviks telah berdilatasi lengkap terjadilah penurunan kepala,kepala akan maju setiap ada his dan sedikit naik ke atas pada saat tidak ada his,penurunan berlangsung konstan dan pada akhir tahap kedua kepala akan mencapai dasar panggul,penonjolan perinium terjadi pada saat tahap penurunan yaitu pada saat bagian presentasi janin menekan perineum,kepala makin lama makin turun setiap kali mengedan,tetapi crowning baru terjadi jika bagian terlebar kepala ( diameter biparietal )meregang vulva sesaat sebelum melahirkan.Sesaat sebelum melahirkan perineum sangat teregang,apabila perlu dilakukan episiotomi inilah saatnya untuk melakukan supaya kerusakan jaringan lunak minimal,kepala dilahirkan melalui ekstensi dan setelah lahir akan kembali ke posisi semula,bahu berotasi di dalam sehingga berada pada diameter antero posterior pangguk,terlihat rotasi eksternal kepala.
Kelahiran Kepala
Pertama-tama muncul verteks,diikuti dahi,muka,dagu dan leher,kecepatan kelahiran kepala harus dikendalikan karena kelahiran kepala yang mendadak dapat mengakibatkan robekan yang hebat sampai ke sfingter ani atau sampai ke rectum ibu, ada 3 usaha untuk mengendalikan kelahiran kepala :
1.Memberi tekanan ke arah rektum,menarik ke bawah untuk membantu fleksi kepala sewaktu kepala bagian belakang berada di bawah simfisis pubis
2.Memberi tekanan ke arah atas dari daerah koksigeus untuk meluruskan kepala sewaktu kelahiran sebenarnya berlangsung sehingga otot perineum terlindung
3.Membantu ibu untuk mengendalikan usaha mengedan dengan memimpinnya bernafas pendek dan cepat.
Tali pusat sering melilit leher,tetapi jarang sampai ketat sehingga menimbulkan hipoksia,tali pusat harus diregangkan,lendir dan darah pada saluran hidung dan mulut dapat menghambat bayi untuk bernafas,untuk itu bisa dipakai kasa untuk mengusap hidung dan mulut,kemudian pompa dimasukan ke dalam mulut dan orofaring
Kelahiran Bahu
Sebelum dapat dilahirkan bahu harus masuk ke dalam pintu atas panggul,rotasi internal bahu harus lebih dahulu disertai restitusi dan rotasi eksternal kepala,sehingga bahu sekarang ada dalam diameter anteroposterior pintu atas panggul,kepala ditarik ke bawah untuk melahirkan bahu anterior,kemudian bahu ditarik ke atas untuk melahirkan bahu posterior
Kelahiran Tubuh dan Ekstremitas
Ekspulsi dikendalikan sehingga dapat berlangsung perlahan-lahan,sewaktu fleksi lateral berlangsung tangan bawah menahan berat bayi untuk mencegah trauma perineum,sedikit rotasi tubuh kearah kanan atau kiri membantu kelahiran,setelah bayi lahir maka dinilai APGAR pada 1 menit pertama,kemudian tali pusat diklem dan dipotong dan dinilai APGAR pada 5 menit kedua
KALA III
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan penanganan kala III adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman
Plasenta melekat pada lapisan desidua,setelah janin dilahirkan dengan adanya kontraksi uterus yang kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas dari perlekatannya
Tanda-tanda plasenta sudah lepas :
1.Fundus yang berkontraksi kuat
2.Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bentuk oval bulat,sewaktu plasenta bergerak kebagian segmen bawah
3.Darah berwarna gelap keluar dengan tiba-tiba dari introitus
4.Tali pusat bertambah panjang dengan majunya plasenta mendekati introitus
Ada 3 cara untuk menentukan plasenta sudah lepas :
1.Strassman yaitu dengan cara tangan kanan meregangkan atau menarik tali pusat,tangan kiri mengetuk fundus uteri apabila plasenta belum lepas maka tali pusat akan bergetar
2.Kustner yaitu tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat ,tangan kiri menekan diatas simfisisbagian apabila tali pusat bertambah panjang berarti plasenta sudah lepas
3.Klein yaitu klien disuruh mengedan apabila tali pusat keluar dan tidak masuk lagi berarti plasenta sudah lepas
Ada 2 cara pelepasan plasenta yaitu :
1.Menurut Schultze yaitu pelepasan plasenta dari tengah atau sentral
2.Menurut Duncan yaitu pelepasan plasenta dari sisi plasenta atau marginal
Pada waktu mengeluarkan plasenta dilakukan dengan hati-hati,setelah bayi lahir selama 6 sampai 15 menit,bila plasenta telah lepas spontan maka dilihat bahwa uterus berkontraksi dan terdorong keatas,dengan tekana ringan pada fundus uteru plasenta akan mudah dilahirkan tanpa menyuruh mengedan.
Perasat crede dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya plasenta lepas dari dinding uterus cara ini hanya dapat digunakan spabila terjadi perdarahan,setelah plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih tertinggal dalam kavum uteri,apabila telah selesai maka selanjutnya dilakukan penjahitan luka perineum.
KALA IV
Kala IV atau kala observasi dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam,dengan cara ini diharapkan kejadian perdarahan post partum bisa dhindari.
Ada 7 pokok penting sebelum meninggalkan ibu post partum :
1.Kontraksi uterus harus baik.
2.Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat genitalia lainnya
3.Plasenta atau selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4.Kandung kemih harus kosong
5.Luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6.Bayi dalam keadaan baik
7.Ibu dalam keadaan baik,nadi dan tekanan darah baik,tidak ada keluhan sakit kepala atau enek.
PERSALINAN PATOLOGI
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang,sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan
1.Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu
2.Perubahan struktur pelvis
3.Sebab-sebab pada janin melalui kelainan presentasi atau kelainan posisi,bayi besar dan jumlah janin
4.Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan
5.Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman,persiapan,budaya serta sistem pendukung
PERSALINAN DISFUNGSONAL
Disfungsi kontraksi uterus lebih jauh dapat dijelaskan sebagai disfungsi kontraksi uterus primer dan sekunder atau disfungsi uterus hipertonik dimana kecemasan muncul ketika pertamakali mengalami kontraksi uterus yang nyeri,disfungsi uterus ini tidak akan mengalami pendataran atau dilatasi
Distosia Pelvis
Distosia pelvis dapat menyertai terjadinya kontraktur diameter pelvis yang mengurangi kapasitas tulang pelvis,termasuk pintu atas panggul,panggul tengah dan pintu bawah panggul
Kontraktur pintu atas panggul dapat ditegakkan bila konjugata vera kurang dari 11,5 cm.
Kontraktur panggul tengah merupakan penyebab umum terjadinya distosia pelvis,dapat ditegakkan bila diameter sagitalis posterieor panggul tengah kurang atau sama dengan 13,5 cm,penurunan janin tertahan karena kepala tidak dapat melakukan putaran paksi dalam.
Kontraktur pintu bawah panggul jarang terjadi
Sebab pada janin
Anomali :asites yang besar,hidrosefalus adalah kelainan janin yang dapat menyebabkan distosia,kelainan ini dapat mempengaruhi hubungan antomi janin dengan kapasitas pelvis maternal,sehingga janin janin gagal menuruni jalan lahir
Disproforsi Sefalopelvis atau disproforsi fetopelvis yang berhubungan dengan ukuran janin yang berlebihan.
Malposisi yang paling umum adalah posisi oksipitoposterior,biasanya persalinan menjadi lama pada kala II,ibu mengeluh nyeri punggung akibat tekanan pada sakrum
Malpresentasi Janin : presentasi bokong ,selama persaslinan penurunan kepala bisa melambat karena bokong tidak cukup baik berdilatasi seperti kepala janin.
Kehamilan multi janin adalah kehamilan kembar dua atau tiga
Posisi Ibu
Hubungan fungsional antara kontraksi uterus,janin dan panggul ibu berubah akibat perubahan posisi ibu,selain itu pengaturan posisi dapat memberi kauntungan atau kerugian mekanisme persalinan dengan mengubah efek gravitasi dan hubungan antara bagian-bagian tubuh yang penting bagi kemajuan persalinan
Respons Psikologis
Hormon yang dilepas sebagai respons terhadap stress dapat menyebabkan distosia,sumber stres berbeda pada setiap individu tetapi nyeri dan tidak adanya pendukung merupkan faktor yang mempengaruhi,tirah baring dan membatasi gerak akan menambah stres psikologis yang berpotensi menambah stres fisiologis,apabila rasa cemas berlebihan akan menghambat dilatasi serviks normal.
ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR KANDUNGAN
Suhu tubuh
Setiap kali prosedur dilakukan,upayakan untuk mencegah dan mengurangi hilangnya panas pada bayi baru lahir,stres dingin akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir,suhu axila harus diukur setiap jam sampai temperatur stabil,Pada jam ke 12 temperatur bayi harus stabil dan berada dalam rentang normal(termoregulasi),pada waktu bayi lahir segera keringkan dan dibungkus dengan selimut hangat,bayai dapat diletakkan diatas abdomen atau dada ibu,apabila tidak bersama ibu selama satu sampai dua jam setelah lahir,bayi dikeringkan di atas pemanas dengan tubuh telanjang sampai temperaturnya stabil
Menghangatkan Bayi yang mengalami Hipotermia
Menghangatkan bayi hipotermia dilakukan dengan hati-hati,menghangatkan atau mendinginkan bayi dengan cepat dapat menyebabkan bayi mengalami apnoe dan asidosisi,oleh karena itu proses penghangatan dipantau supaya berlangsung secara perlahan selama dujam sampai empat jam
Suplai oksigen yang adekuat
Mempertahankan jalan nafas yang paten merupakan tujuan utama selama proses kelahiran berlangsung.
Kondisi yang penting untuk mempertahankan suplai oksigen yang adekuat :
1.Jalan nafas bersih
2.Usaha bernafas
3.Sisten cardiopulmoner berfungsi
4.Dukungan panas
Mempertahankan bersihan jalan nafas
Pada umumnya bayi yang alhir cukup bulan dan lahir pervaginam tidak mengalami kesulitan untuk membersihkan jalan nafas,bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring,apabila ditemukan banyak lendir,bagian kaki dapat ditinggikan sedikit dan orofaring disedot dengan alt penghisap.
Nutrisi ( pemberian ASI )
Bayi dapat disusui segera setelah lahir atau sekurang-kurangnya dalam 4 jam setelah lahir dan pastikan refleks hisap dan menelan baik
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU MASA INTRANATAL
ANAMNESA
•Selamat pagi,siang atau malam, bu?
•Perkenalkan nama saya Zr…..,nama ibu siapa? Nama suami ibu siapa?
•Berapa umur ibu? Pekerjaan dan alamat
•Apa yang ibu rasakan saat ini?
•Seberapa besar ibu merasakannya dan pada daerah mana yang ibu rasakan?
•Kapan gejala mulai timbul,berapa lama yang dirasakan ?
•Kehamilan yang keberapa dan pernah keguguran?
•Kehamilan sebelumnya ibu melahirkan dimana?(apabila ibu sudah pernah melahirkan)
•Apakah normal melahirkannya?
•Berat badan bayi ibu waktu lahir berapa?
•Apakah tadi sudah ada cairan yang keluar?
PEMERIKSAAN FISIK
1.Penampilan umum klien ( kesadaran,postur tubuh dan penampilan)
2.Tanda-tanda vital ( tekanan darah dan nadi monitor tiap 1 jam,pernafasan dan temperatur monitor tiap 4 jam )
3.TB dan BB saat ini dan sebelum hamil
4.Muka dan kepala ( rambut,mata,kloasma,gigi dan mulut )
5.Leher ( kelenjar tiroid dan JVP )
6.Dada ( jantung,paru dan payudara ),jantung inspeksi dan palpasi untuk mengetahui ketidaknormalandenyutan,auskultasi untuk mengetahui bunyi jantung.Paru inspeksi dada saat bernafas,bentuk dada,frekwensi pernafasan,perkusi bunyi nafas,auskultasi aliran dan suara nafas.Payudara inspeksi ukuran,bentuk,warna areola,penonjolan putting,palpasi untuk mengetahui adanya nyeri atau adanya benjolan
7.Abdomen ( observasi bising usus,Leopold dan DJJ )
•Inspeksi bentuk perut ada bekas operasi atau tidak,gerakan perut saat inspirasi dan ekspirasi,auskultasi dengar bising usus
•Palpasi dengan cara Leopold :
Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang ada di fundus
Leopold II: untuk menentukan di mana letak punggung janin dan menentukan DJJ
Leopold III: untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah sudah masuk PAP belum
Leopold IV: untuk menentukan sejauh mana bagian bawah janin masuk PAP
8.Ekstremitas ( edema.varices dan refleks patela )
9.Vulva dan vagina ( varices, edema, keluaran, bila keluaran darah segar jangan dilakukan periksa dalam )
Untuk PD sebelumnya lakukan Vulva hygiene ;
* Masukan jari telunjuk dan jari tengah ke vagina,rotasi tangan sehingga ibu jari berada di atas,tangan yang lain berada di fundus
* Nilai jalan lahir apakah ada kelainan atau tidak,jari dapat meraba serviks,kemudian menilai : Portio dan serviks apakah ada dilatasi atau belum,nilai selaput ketuban,presentasi,posisi,station,maulage,kondisi panggul
* Keluarkan jari dan jelaskan hasilnya kepada klien,keringkan perineum.
10. Moulage : Jika 0 = sutura tidak mendekat dapat lahir spontan
- 1 = sutura mendekat dapat lahir spontan
- 2 = sutura bertumpuk lahir tidak normal,dengan vacum
11. Pembukaan serviks : pembesaran osteum eksternum lengkap 10 cm, bibir portio pendek dan rata, SBR,serviks dan vagina satu saluran
PENGELOLAAN KALA I,II,III DAN IV
KALA I
Tahap pertama persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks:
•Awitan kontraksi uterus yang progresif,teratur yang meningkat kekuatan ,frekwensi dan durasinya
•Rabas vagina yang mengandung darah
•Rabas cairan pada vagina
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada waktu pertama kali kontak,formulir penerimaan dapat memberi arahan untuk memperoleh informasi penting dari klien yang akan melahirkan:
1.Catatan prenatal untuk mengidentifikasi kebutuhan dan resiko individu,misalnya ibu yang berusia 14 dan 40 tahun memiliki kebutuhan yang spesifik yang berbeda dan usia mereka memberi risiko masalah yang berbeda pula,hubungan tinggi dan berat badan juga penting diketahui untuk mengidentifikasi risiko CPD,faktor lain adalah kesehatan umum,kondisi medis,status pernafasan dan riwayat pembedahan,riwayat obstetri dan kehamilan masa lalu dan saa ini,perdarahan pervaginam,hipertensi akibat kehamilan,anemia,DM dan penyakit infeksi lainnya
2.Wawancara keluhan atau alasan ibu datang,diminta untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
* Frekwensi dan lama kontraksi
* Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat adanya kontraksi
* Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan posisi
* Keberadaan dan karakter rabas atau show dari vagina
* Status membran amnion,misalnya semburan atau rembesan cairan
3.Faktor-faktor Psikososial, penampilan dan perilaku secara keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang diperlukan,faktor yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
* Interaksi verbal : dapatkah ibu meminta apa yang ibu perlukan,apakah ibu bebas berbicara kepada petugas atau hanya berespons terhadap pertanyaan
* Bahasa tubuh : apakah ibu santai atau tegang,sejauh mana tingkat kecemasannya
* Kemampuan persepsi : apakah ibu memahami apa yang petugas katakan,adakah hambatan dalam bahasa,apakah tingkat kecemasannya membutuhkan penjelasan
* Tingkat ketidaknyamanan : sejauh mana ibu mengekspresikan apa yang dialami,apakah mengeluh tentang ketidaknyamanan,apakah meminta suatu tindakan untuk mengurangi ketidaknyamanan
* Stres dalam persalinan : tingkat kekhawatiran pada proses persalinan sering diutarakan mengenai diri dan janinnya
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan awal menentukan waktu dimulainya persalinan sejati,hasil pemeriksaan merupakan dasar pengkajian kemajuan persalinan,pemeriksaan fisik awal mencakup pemeriksaan sistem umum,perasat Leopold,DJJ,kontraksi uterus,pemeriksaan vagina untuk mengetahui dilatasi dan penipisan serviks dan status membran amnion
Pengkajian pada kala I yang cermat memberi arahan pilihan dan tindakan keperawatan yang perlu diterapkan
Kala I dibagi dalam 2 fase :
1.Fase latent pembukaan 0-3 cm berlangsung 7-8 jam
2.Fase aktif :
* Akselerasi 3-4 cm berlangsung 2 jam
* Dilatasi maksimal 4-9 cm berlangsung 2 jam
* Deselerasi 9-10 cm berlangsung 2 jam
Selaput ketuban dapat pecah dengan spontan setiap saat selama proses persalinan,DJJ harus diobservasi setelah terjadi ketuban pecah
1.Warna : cairan amnion dalam kondisi normal berwarna seperti jerami dan dapat mengandung serpihan verniks kaseosa,cairan amnion yang berwarna kekuningan menunjukkan adanya hipoksia janin yang terjadi 36 jam atau lebih sebelum ketuban pecah,cairan amnion yang berwarna anggur minuman ( kemerahan ) dapat menunjukkan plasenta lepas dini,cairan amnion yang bercampur mekonium merupakan hal yang normal bagi presentasi sungsang,apabila pada presentasi kepala kemungkinan setelah bayi lahir mempunyai resiko gangguan pernafasan
2.Karakter : cairan amnion dalam keadaan normal mempunyai konsistensi seperti air dan baunya tidak menyengat,apabila baunya menyengat dan cairan menjadi kental perlu dicurigai adanya infeksi
3.Jumlah : dalam keadaan normal volume cairan amnion berkisar antara 500-1200 ml
Tanda masalah yang potensial
Pengkajian temuan berfungsi sebagi dasar evaluasi kemajuan yang dialami selama proses kala I persalinan,meskipun beberapa komplikasi persalinan telah diantisipasi tetapi komplikasi lain baru dapat dilihat pada waktu persalinan.
Masalah yang mungkin terjadi :
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kala I
2.Perubahan eliminasi urine
3.Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi yang kuat
4.Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kurangnya asupan cairan
5.Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan presentasi janin,status selaput ketuban,pemantauan janin
6.Koping keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang akan dilakukan
Rencana Keperawatan :
1.Tingkatkan nutrisi dan hidrasi
2.Suppotr ibu untuk berkemih minimal tiap 2 jam.
3.Tingkatkan penggunaan tehnik pernafasan terfokus,tawarkan untuk pengurutan
4.Tingkatkan asupan cairan melalui oral ataupun IV
5.Dorong ambulasi dan perubahan posisi
6.Dorong pendukung untuk berpartisipasi dengan memberi kata-kata yang menghibur dan melakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat rileks
Ambulasi dan Pengaturan Posisi
Ambulasi sedapat mungkin dianjurkan jika selaput ketuban masih utuh,jika bagian presentasi janin sudah masuk panggul ( engaged ) setelah ketuban ruptur,duduk atau berdiri selama awal persalinan terbukti lebih nyaman daripada berbaring
Ambulasi dikontraindikasikan sesuai dengan status ibu dan janin,apabila berbaring di tempat tidur ibu dianjurkan berbaring miring untuk membantu aliran uteroplasental dan aliran darah ginjal optimal
Upaya dukungan
Perawatan untuk ibu bersalin dilakukan dengan :
•Membantu ibu berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam melahirkan anaknya
•Memenuhi harapan ibu akan hasil skhir persalinannya
•Membantu ibu menghemat tenaganya
•Membantu mengendalikan rasa nyerinya
Suami / Pasangan selama proses persalinan
Suami adalah pasangan istri yang mendukungnya dalam proses persalinan,peran suami sangat ideal sebagai pemimpin persalinan,diharapkan untuk membantu secara aktif dalam menghadapi persalinan
Banyak rumah sakit mendorong suami untuk hadir selama persalinan dan melahirkan karena peran suami sangat berarti bagi ibu yang akan bersalin
Dukungan orang tua selama proses persalinan
Adalah penting mendukung orang tua dan memperlakukan mereka dengan hormat terutama dalam situasi di mana mereka menggantikan suami sebagai pemimpin persalinan,mereka mungkin memiliki cara untuk meredakan nyeri berdasarkan pengalamannya
Saudara kandung bayi selama proses persalinan
Persiapan untuk menerima seorang anak baru akan membantu proses ikatan bathin,persiapan menghadapi persalinan ibu dan partisipasi anak di dalamnya dapat membantu anak yang lebih besar untuk menerima perubahan ini,usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respons mereka oleh karena itu persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak
KALA II
Kala dua persalinan adalah dimana tahap janin dilahirkan,tahap ini dimulai dari dilatasi serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi,tahap ini terdiri dari 2 atau 3 fase,fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbal dan nonverbal,kondisi aktivitas uterus,keinginan untuk mengedan dan penurunan janin.
Fase pertama dimulai ketika ibu menyatakan ingin mengedan biasanya pada puncak kontraksi,ibu mengeluhkan peningkatan nyeri,tetapi diantara kontraksi akan tengan dan akan memejamkan mata
Fase kedua ibu semakin ingin mengedan dan sering kali mengubah posisinya untuk mencari posisi mengedan yang lebih nyaman,usaha mengedan akan lebih ritmik dan seringkali memberi tahu awal kontraksi dan semakin bersuara sewaktu mengedan
Fase ketiga bagian presentasi sudah berada di perineum dan usaha mengedan menjadi paling efektif untuk melahirkan
Pengkajian
Tanda obyektif yang pasti bahwa tahap kedua persalinan telah dimulai adalah melalui pemeriksaan dalam,tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua telah dimulai adalah :
•Muncul keringat yang tiba-tiba di atas bibir
•Adanya muntah
•Aliran darah meningkat
•Ekstremitas bergetar
•Semakin gelisah dan ada pernyataan saya tidak kuat
•Usaha mengedan yang semakin kuat
Tanda-tanda ini muncul saat serviks berdilatasi lengkap
Durasi tahap kedua
Kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada kehamilan pertama dan 1,5 jam pada kehamilan berikutnya dianggap abnormal dan harus melakukan kolaborasi,faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah pola DJJ,penurunan presentasi,kualitas kontraksi uterus.
Masalah keperawatan
1.Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengedan dan distensi perineum
2.Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat mengedan
3.Resiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan posisi tungkai ibu pada penopang kaki tidak tepat
4.Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan pengarahan persalinan yang berlawanan dengan keinginan fisiologis ibu untuk mengedan
Rencana keperawatan
1.Dukung ibu untuk mengedan
2.Atur posisi dorsal untuk menurunkan tingkat leserasi perineum,ibu merasa nyaman karena telapak kaki menekan
3.Tingkatkan pengetahuan ibu tentang cara-cara mengedan yang benar
MEKANISME PERSALINAN
Bentuk dan diameter panggul wanita berebeda,bagian presentasi janin menempati jalan lahir dalam proporsi yang besar supaya dapat dilahirkan,janin harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses penurunan.Apabila diameter biparietal kepala melewati PAP berarti kepala telah menancap pada PAP ( enggaged ),segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks,dinding panggul atau dasar panggul dalam keadaan normal fleksi terjadi dengan diameter suboksipitobregmatika(9,5cm) dapat masuk kedalam pintu bawah panggul,supaya kepala janin bisa keluar maka kepala janin melakukan rotasi atau putaran paksi dalam,saat kepala janin mencapai perineum kepala akan depleksi kearah anterior,mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simpisis pubis,kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi pertama-tama oksiput kemudian wajah dan akhirnya dagu,setelah kepala lahir,bayi berputar,putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan kepala,kepala dipegang secara biparietal ditarik ke anterior untuk melahirkan bahu posterior dan ditarik kearah posterior untuk melahirkan bahu bahu anterior sampai bebas keluar dari introitus vagina,setelah bahu keluar,kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan bayi badan bayi dikeluarkan,kemudian lakukan penilaian APGAR SCORE dan penghisapan lendir,maka berakhirlah persalinan tahap kedua
Pengkajian pada bayi
Saat kepala bayi lahir cek adanya lilitan tali pusat atau komplikasi lainnya,perhatikan adanya distosia bahu
Masalah keperawatan pada bayi
1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d aspirasi cairan
2.Resiko tinggi cedera pada bayi b/d lahir terlalu cepat
Rencana keperawatan
1.Bebaskan jalan nafas,lakukan bonding attachment
2.Bantu persalinan kepala,lahirkan bahu dan tubuh bayi
KALA III
Tahap ketiga persalinan dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan penanganan tahap ketiga persalinan adalah pelepasan dan ekspulsi plasenta segera yang dicapai dengan cara yang paling mudah dan paling aman,setelah bayi lahir dengan adanya kontraksi uterus yang kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas dari perlekatannya,dalam keadaan normal lima sampai tujuh menit setelah kelahiran bayi plasenta akan lahir,pelepasan plasenta diindikasikan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1.Fundus yang berkontraksi kuat
2.Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bulat oval,sewaktu plasenta bergeser ke bawah segmen rahim
3.Darah yang berwarna gelap tiba-tiba keluar dari introitus
4.Tali pusat bertambah panjang dengan mendekati introitus
5.Vagina akan penuh oleh plasenta
Setelah dicek,plasenta sudah lepas dari perlekatannya,tangan kanan memegang tali pusat dan tangan kiri menekan fundus secara perlahan tali pusat ditarik kemudian tangan kiri menekan simpisisi pubis,plasenta dilahirkan tanpa ibu mengedan,setelah plasenta lahir periksa kotiledon dan selaputnya,ketika tahap ketiga selesai robekan diperbaiki atau jika ada luka episiotomi maka robekan tersebut dipebaiki dan setelah selesai vulva dibersihkan dengan perlahan-lahan dan pembalut dipasangkan
Keluarga pada tahap ketiga
Kebanyakan orang tua akan merasa senang jika dapat memegang,menggendong dan membersihkan bayi setelah lahir,tubuh ibu akan bersentuhan dengan tubuh bayi akan mempertahankan suhu tubuh bayi
Masalah ke[erawatan
1.Resiko tinggi infeksi b/d trauma jalan lahir
2.Resiko tinggi cedera b/d inversio uteri
3.Resiko tinggi kurangnya volume cairan b/d perdarahan
Rencana keperawatan
1.Pertahankan tehnik aseptik dan alat-alat steril
2.Lakukan massage fundus uteri,jika diperlukan beri uterotonika
3.Ukur darah yang hilang,beri uterotonika
Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina,manfaat episiotomi :
1.mencegah robekan perineum,insisi yang bersih dan dilakukan pada posisi yang benar akan lebih cepat sembuh daripada robekan yang tidak teratur
2.Mengurangi regangan otot penyangga kandung kemih atau rektum yang terlalu kuat yang bisa menyebabkan inkontinensia urine atau prolaps vagina
3.Mengurangi tahap kedua yang mungkin penting bagi ibu
4.Memperbesar vagina jika diperlukan
Jenis episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi
•Episiotomi garis medial palin sering dilakukan dan mudah diperbaiki dan biasanya nyeri yang timbul lebih ringan,kadang-kadang dapat terjadi perluasan melalui perluasan ke sfingter rectum
•Episiotomi mediolateral dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi perluasan ke posterior,meskipun dengan demikian robekan derajat empat dapat dihindari,tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi,selain itu jika dibandingkan dengan episiotomi medial,kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit dan lebih nyeri
Laserasi
Laserasi perineum biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan,luas robekan didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan :
1.Derajat pertama ,robekan mencapai kulit dan jaringan penunjang superfisial sampai ke otot
2.Derajat dua,robekan mencapai otot-otot perineum
3.Derajat tiga,robekan berlanjut ke otot sfingter ani
4.Derajat empat,robekan mencapai dinding rektum anterior
Laserasui vagina sering menyertai robekan perineum,robekan vagina cenderung mencapai dinding lateral dan jika cukup dalam dapat mencapai levator ani
Cedera serviks dapat terjadi jika serviks beretraksi melalui kepala janin yang keluar,laserasi yang luas dapat terjadi pada usaha yang tergesa-gesa untuk memperluas pembukaan serviks.
KALA IV
Tahap ke empat persalinan ( tahap pemulihan ) merupakan periode yang kritis untuk ibu dan bayi yang baru lahir,selama 2 jam pertama setelah melahirkan,organ-organ ibu mengalami penyesuaian terhadap keadaan sebelum hamil dan sistem tubuh mulai stabil
Pengkajian
Pengkajian dimulai dengan meninjau kembali catatan prenatal dan persalinan,hal yang paling penting adalah keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan predisposisi perdarahan pada ibu,misalnya :
•Persalinan yang cepat
•Bayi yang bnesar
•Grande multipara
•Persalinan dengan induksi
Faktor-faktor ini merupakan bahaya yang mungkin terjadi pada persalinan tahap keempat
Selama jam pertama dalam ruang pemulihan perlu dilakukan pemeriksaan fisik dengan sering,semua faktor kecuali suhu tubuh diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam,setelah pemeriksaan setiap 15 menit yang keempat,jika semua parameter stabil dalam batas-batas normal,pemeriksaan diulang lagi sebanyak 2 kali setiap 30 menit
Masalah keperawatan
1.Resti kurangnya volume cairan b/d relaksasi uterus setelah persalinan
2.Retensi urine b/d dampak persalinan pada sensasi berkemih
3.Nyeri b/d gangguan integritas kulit akibat persalinan
4.Resti cedera ibu b/d ambulasi dini
Rencana keperawatan
1.Kaji kontraksi uterus,palpasi uterus,cegah perdarahan,kaji jumlah perdarahan
2.Cegah distensi kandung kemih,palpasi kandung kemih,support untuk miksi secara alami,bila gagal lakukan kateterisasi
3.Kaji tingkat nyeri,anjurkan untuk relaksasi,beri analgetika
4.Pertahankan keamanan,yakinkan kondisi ibu stabil saat akan ambulasi dini
Mencegah perdarahan
Perdarahan pasca partum dianggap terjadi jika kehilangan darah mencapai 500 ml atau lebih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan,tanda-tanda vital harus diperiksa,dicatat dan harus dalam batas normal,uterus harus sering dipalpasi untuk memastikan uterus tidak berisi darah,pemberian uterotonika dan melakukan masage uterus bisa meningkatkan kontraksi uterus sehingga perdarahan bisa diatasi
Mencegah distensi kandung kemih
Distensi kandung kemih bisa terjadi pada atonia uteri,kandung kemih yang penuh akan menekan uterus ke atas dan kesebelah garis kanan bawah ,posisi ini akan menyebabkan uterus relaksasi akibatnya terjadi perdarahan,dorong ibu untuk berkemih spontan
Menjaga keamanan
Ibu dibiarkan beristirahat dengan nyaman ditempat tidur,perlu banyak istirahat agar sistem tubuhnya dapat beradaptasi kembali terhadap perubahan volume cairan,pada waktu akan melakukan ambulasi dapat dilakukan dalam 2 jam pertama atau tergantung pada tekanan darah,jumlah kehilangan darah jenis dan jumlah obat anestesi dan analgesia yang diberikan selama persalinan kelahiran, tingkat nyeri yang jelas terlihat waktu ibu bergerak.
Mempertahankan kenyamanan
Kontraksi uterus dapat menimbulkan tingkat kenyamanan dan rasa tidak enak yang dikenal sebagai nyeri pasca melahirkan (afterpain)
Selama 2 jam pertama setelah melahirkan kontraksi uterus menjadi teratur dan kuat,untuk membantu memberi rasa tidak nyaman, melakukan hal-hal berikut :
1.Menjelaskan fisiologi normal nyeri setelah melahirkan
2.Menolong ibu mempertahankan kandung kemih kosong
3.Menempatkan selimut hangat di atas perut ibu
4.Memberi analgesik
5.Anjurkan latihan relaksasi dan pernafasan
Menjaga kebersihan
Perawatan perineum akan menambah kenyamanan dan keamanan ibu ( pencegahan infeksi ),dianjurkan untuk mengganti pembalut setiap kali ke kamar mandi
Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi
Pembatasan asupan cairan dan nutrisi serta kehilangan cairan ( darah,keringat dan muntah ) selama proses persalinan dapat membuat tiba-tiba ingin segera makan dan minum setelah melahirkan,jenis makanan dan cairan yang diberikan tergantung pada beberapa faktor ,seperti jenis anestesi yang diberikan,jumlah perdarahan yang hilang waktu melahirkan.
ingat anda ada melewati proses seperti diatas,
by: masykur alawi
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.
ADAPTASI TERHADAP PERSALINAN
Ibu dan janin harus beradaptasi secara anatomis dan fisiologis selama proses persalinan. Pengkajian ibu dan janin yang akurat membutuhkan pengetahuan tentang adaptasi yang diharapkan terjadi
ADAPTASI JANIN :
•Denyut jantung janin
Pemantauan djj memberi informasi yang dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan oksigenasi,djj rata-rata pada aterm adalah 140 denyut / menit,batas normalnya adalah 110 sampai 160 denyut / menit.Pada kehamilan yang lebih muda djj lebih tinggi dengan nilai rata-rata 160 denyut / menit
•Sirkulasi darah janin
Sirkulasi darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah posisi ibu,kontraksi uterus,tekanan darah dan aliran darah tali pusat,kebanyakan apabila janin yang sehat mampu mengompensasi stres ini,biasanya aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi janin
•Pernafasan dan gerakan janin
Pada waktu persalinan pervaginam 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru-paru, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida arteri meningkat,gerakan janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan menurun setelah ketuban pecah
ADAPTASI IBU :
•Perubahan kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita selama proses persalinan,pada setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan dari uterus dan masuk ke sistem vaskuler ibu,hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada tahap kedua persalinan,untuk mengantisipasi perubahan tekanan darah,ada beberpa faktor yang mengubah tekanan darah ibu.Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali ke pembuluh darah perifer,timbul tahana perifer,tekanan darah meningkat dan frekwensi denyut nadi menurun.Pada persalinan tahap pertama,kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua sekitar 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai 25 mmHg.
•Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan,pada tahap kedua persalinan jika ibu tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen hampir dua kali lipat
•Perubahan pada ginjal
Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen,apabila terisi,kandung kemih akan teraba diatas simpisis pubis.Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan akibat berbagai alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,perasaan tidak nyaman dan rasa malu
•Perubahan integumen
Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daerah introitus vagina,meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak dilakukan episiotomi atau tidak terjadi laserasi
•Perubahan muskuloskeletal
Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masa aterm,proses persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan kram tungkai
•Perubahan neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman selama persalinan,perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan pertama dan masuk ke tahap berikutnya
•Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut menjadi kering akibat bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap persalinan.selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat,seringkali ada rasa mual dan memuntahkan makanan yang belum dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.
•Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat diakibatkan penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen,prostaglandin dan oksitosin,metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat proses persalinan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAJUAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN
•Usia Ibu
•Berat badan ibu
•Jarak kelahiran
•Berat bayi dan usia gestasi
•Posisi fetus
•Kondisi selaput ketuban
•Tempat menempelnya plasenta
•Faktor psikologi
KEKUATAN PERSALINAN
•Passage
•Passenger
•Power
•Psikologi
PASSAGE : PANGGUL
*Tulang panggul terdiri dari sepasang tulang innominata ( ilium,iskium,pubis ),sakrum dan koksigis
* Bidang panggul : pap,bidang tengah panggul dan pintu bawah panggul
PASSENGER : FETUS
•Berat janin,tapsiran berat janin TFU(cm)-12 x 155
•Letak,presentasi,posisi
Letak yaitu hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin,dimana janinnya bisa melintang atau memanjang
Presentasi yaitu bagian terendah janin yang berada di pap; kepala,bokong.bahu,muka
Posisi yaitu hubungan presentasi dengan kanan kiri ibu
•Station yaitu turunnya bagian terendah janin di pap
•Sinclitismus dan asynclitismus
•Moulage
POWER : KONTRAKSI UTERUS
•Teori mulainya persalinan
•Kontraksi uterus,karakteristik,durasi,intensitas,frekuensi
•Perubahan uterus selama persalinan,perkembangan semen,pembukaan dan penipisan serviks
PSIKOLOGIS
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
•Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
•Persalinan sebagai ancaman pada self-image
•Medikasi persalinan
•Nyeri persalinan dan kelahiran
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
Beberapa definisi
•Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
•Partus immaturus adalah partus kurang 28 minggu lebih 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram
•Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum a term ( cukup bulan ) dengan berat antara 1000-2500 gram atau tua kehamilan antara 28-36 minggu
•Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditentukan
•Partus biasa atau partus fisiologis adalah partus bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
•Partus pathologis atau partus abnormal adalah bayi dilahirkan pervaginam dengan cunam atau ekstraksi vacum,dekapitasi,embriotomi.
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadinya kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan,perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses persalinan
Berlangsungnya persalinan normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala :
KALA I disebut juga kala pembukaan,dimulai dari mulai adanya his yang progresif,teratur yang meningkat kekuatan ,frekwensi dan durasi,ibu mengeluarkan dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.
Persalinan dibagi dalam 4 kala lendir bercampur darah.Kala I ini dibagi 2 fase :
•Fase laten berlangsung selama 8 jam,pembukaan sangat lambat sampai pembukaan servix 3 cm
•Fase aktif;fase ini dibagi 3 fase lagi:
Fase akselerasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm jadi 4 cm
Fase dilatasi maksimal,dalam waktu 2 jam pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
Fase deselarasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida,pada multigravida fase laten,fase aktif fase deselerasi lebih pendek
KALA II disebut juga kala pengeluaran, dimana pada tahap ini janin dikeluarkan, tahapI ini dimulai dari dilatasi serviks lengkap(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi
Tanda obyektif yang pasti tahap kedua persalinan dimulai adalah melalui pemeriksaan dalam.Ada tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :
1.Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
2.Adanya muntah
3.Aliran darah ( show ) meningkat
4.Ekstremitas bergetar
5.Semakin gelisah
6.Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap
Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan,respons fisiologis dan respons emosi ibu serta respons janin terhadap stres.
UPAYA MENGEDAN
Saat kepala janin mencapai dasar panggul,secara otomatis akan ada rasa ingin mengedan,usaha mengedan adalah respons refleks involunter terhadap tekanan bagian presentasi pada reseptor regangan otot panggul
MEKANISME PERSALINAN
Posisi untuk melahirkan dapat berupa posisi SIMS,posisi DORSAL,atau posisi LITOTOMI
Pada saat akan mulai persalinan,vulva dicuci kemudian memberi semangat untuk mengedan apabila ada his,DJJ dipantau setiap 15 menit ,pada saat serviks telah berdilatasi lengkap terjadilah penurunan kepala,kepala akan maju setiap ada his dan sedikit naik ke atas pada saat tidak ada his,penurunan berlangsung konstan dan pada akhir tahap kedua kepala akan mencapai dasar panggul,penonjolan perinium terjadi pada saat tahap penurunan yaitu pada saat bagian presentasi janin menekan perineum,kepala makin lama makin turun setiap kali mengedan,tetapi crowning baru terjadi jika bagian terlebar kepala ( diameter biparietal )meregang vulva sesaat sebelum melahirkan.Sesaat sebelum melahirkan perineum sangat teregang,apabila perlu dilakukan episiotomi inilah saatnya untuk melakukan supaya kerusakan jaringan lunak minimal,kepala dilahirkan melalui ekstensi dan setelah lahir akan kembali ke posisi semula,bahu berotasi di dalam sehingga berada pada diameter antero posterior pangguk,terlihat rotasi eksternal kepala.
Kelahiran Kepala
Pertama-tama muncul verteks,diikuti dahi,muka,dagu dan leher,kecepatan kelahiran kepala harus dikendalikan karena kelahiran kepala yang mendadak dapat mengakibatkan robekan yang hebat sampai ke sfingter ani atau sampai ke rectum ibu, ada 3 usaha untuk mengendalikan kelahiran kepala :
1.Memberi tekanan ke arah rektum,menarik ke bawah untuk membantu fleksi kepala sewaktu kepala bagian belakang berada di bawah simfisis pubis
2.Memberi tekanan ke arah atas dari daerah koksigeus untuk meluruskan kepala sewaktu kelahiran sebenarnya berlangsung sehingga otot perineum terlindung
3.Membantu ibu untuk mengendalikan usaha mengedan dengan memimpinnya bernafas pendek dan cepat.
Tali pusat sering melilit leher,tetapi jarang sampai ketat sehingga menimbulkan hipoksia,tali pusat harus diregangkan,lendir dan darah pada saluran hidung dan mulut dapat menghambat bayi untuk bernafas,untuk itu bisa dipakai kasa untuk mengusap hidung dan mulut,kemudian pompa dimasukan ke dalam mulut dan orofaring
Kelahiran Bahu
Sebelum dapat dilahirkan bahu harus masuk ke dalam pintu atas panggul,rotasi internal bahu harus lebih dahulu disertai restitusi dan rotasi eksternal kepala,sehingga bahu sekarang ada dalam diameter anteroposterior pintu atas panggul,kepala ditarik ke bawah untuk melahirkan bahu anterior,kemudian bahu ditarik ke atas untuk melahirkan bahu posterior
Kelahiran Tubuh dan Ekstremitas
Ekspulsi dikendalikan sehingga dapat berlangsung perlahan-lahan,sewaktu fleksi lateral berlangsung tangan bawah menahan berat bayi untuk mencegah trauma perineum,sedikit rotasi tubuh kearah kanan atau kiri membantu kelahiran,setelah bayi lahir maka dinilai APGAR pada 1 menit pertama,kemudian tali pusat diklem dan dipotong dan dinilai APGAR pada 5 menit kedua
KALA III
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan penanganan kala III adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman
Plasenta melekat pada lapisan desidua,setelah janin dilahirkan dengan adanya kontraksi uterus yang kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas dari perlekatannya
Tanda-tanda plasenta sudah lepas :
1.Fundus yang berkontraksi kuat
2.Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bentuk oval bulat,sewaktu plasenta bergerak kebagian segmen bawah
3.Darah berwarna gelap keluar dengan tiba-tiba dari introitus
4.Tali pusat bertambah panjang dengan majunya plasenta mendekati introitus
Ada 3 cara untuk menentukan plasenta sudah lepas :
1.Strassman yaitu dengan cara tangan kanan meregangkan atau menarik tali pusat,tangan kiri mengetuk fundus uteri apabila plasenta belum lepas maka tali pusat akan bergetar
2.Kustner yaitu tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat ,tangan kiri menekan diatas simfisisbagian apabila tali pusat bertambah panjang berarti plasenta sudah lepas
3.Klein yaitu klien disuruh mengedan apabila tali pusat keluar dan tidak masuk lagi berarti plasenta sudah lepas
Ada 2 cara pelepasan plasenta yaitu :
1.Menurut Schultze yaitu pelepasan plasenta dari tengah atau sentral
2.Menurut Duncan yaitu pelepasan plasenta dari sisi plasenta atau marginal
Pada waktu mengeluarkan plasenta dilakukan dengan hati-hati,setelah bayi lahir selama 6 sampai 15 menit,bila plasenta telah lepas spontan maka dilihat bahwa uterus berkontraksi dan terdorong keatas,dengan tekana ringan pada fundus uteru plasenta akan mudah dilahirkan tanpa menyuruh mengedan.
Perasat crede dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya plasenta lepas dari dinding uterus cara ini hanya dapat digunakan spabila terjadi perdarahan,setelah plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih tertinggal dalam kavum uteri,apabila telah selesai maka selanjutnya dilakukan penjahitan luka perineum.
KALA IV
Kala IV atau kala observasi dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam,dengan cara ini diharapkan kejadian perdarahan post partum bisa dhindari.
Ada 7 pokok penting sebelum meninggalkan ibu post partum :
1.Kontraksi uterus harus baik.
2.Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat genitalia lainnya
3.Plasenta atau selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4.Kandung kemih harus kosong
5.Luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6.Bayi dalam keadaan baik
7.Ibu dalam keadaan baik,nadi dan tekanan darah baik,tidak ada keluhan sakit kepala atau enek.
PERSALINAN PATOLOGI
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang,sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan
1.Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu
2.Perubahan struktur pelvis
3.Sebab-sebab pada janin melalui kelainan presentasi atau kelainan posisi,bayi besar dan jumlah janin
4.Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan
5.Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman,persiapan,budaya serta sistem pendukung
PERSALINAN DISFUNGSONAL
Disfungsi kontraksi uterus lebih jauh dapat dijelaskan sebagai disfungsi kontraksi uterus primer dan sekunder atau disfungsi uterus hipertonik dimana kecemasan muncul ketika pertamakali mengalami kontraksi uterus yang nyeri,disfungsi uterus ini tidak akan mengalami pendataran atau dilatasi
Distosia Pelvis
Distosia pelvis dapat menyertai terjadinya kontraktur diameter pelvis yang mengurangi kapasitas tulang pelvis,termasuk pintu atas panggul,panggul tengah dan pintu bawah panggul
Kontraktur pintu atas panggul dapat ditegakkan bila konjugata vera kurang dari 11,5 cm.
Kontraktur panggul tengah merupakan penyebab umum terjadinya distosia pelvis,dapat ditegakkan bila diameter sagitalis posterieor panggul tengah kurang atau sama dengan 13,5 cm,penurunan janin tertahan karena kepala tidak dapat melakukan putaran paksi dalam.
Kontraktur pintu bawah panggul jarang terjadi
Sebab pada janin
Anomali :asites yang besar,hidrosefalus adalah kelainan janin yang dapat menyebabkan distosia,kelainan ini dapat mempengaruhi hubungan antomi janin dengan kapasitas pelvis maternal,sehingga janin janin gagal menuruni jalan lahir
Disproforsi Sefalopelvis atau disproforsi fetopelvis yang berhubungan dengan ukuran janin yang berlebihan.
Malposisi yang paling umum adalah posisi oksipitoposterior,biasanya persalinan menjadi lama pada kala II,ibu mengeluh nyeri punggung akibat tekanan pada sakrum
Malpresentasi Janin : presentasi bokong ,selama persaslinan penurunan kepala bisa melambat karena bokong tidak cukup baik berdilatasi seperti kepala janin.
Kehamilan multi janin adalah kehamilan kembar dua atau tiga
Posisi Ibu
Hubungan fungsional antara kontraksi uterus,janin dan panggul ibu berubah akibat perubahan posisi ibu,selain itu pengaturan posisi dapat memberi kauntungan atau kerugian mekanisme persalinan dengan mengubah efek gravitasi dan hubungan antara bagian-bagian tubuh yang penting bagi kemajuan persalinan
Respons Psikologis
Hormon yang dilepas sebagai respons terhadap stress dapat menyebabkan distosia,sumber stres berbeda pada setiap individu tetapi nyeri dan tidak adanya pendukung merupkan faktor yang mempengaruhi,tirah baring dan membatasi gerak akan menambah stres psikologis yang berpotensi menambah stres fisiologis,apabila rasa cemas berlebihan akan menghambat dilatasi serviks normal.
ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR KANDUNGAN
Suhu tubuh
Setiap kali prosedur dilakukan,upayakan untuk mencegah dan mengurangi hilangnya panas pada bayi baru lahir,stres dingin akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir,suhu axila harus diukur setiap jam sampai temperatur stabil,Pada jam ke 12 temperatur bayi harus stabil dan berada dalam rentang normal(termoregulasi),pada waktu bayi lahir segera keringkan dan dibungkus dengan selimut hangat,bayai dapat diletakkan diatas abdomen atau dada ibu,apabila tidak bersama ibu selama satu sampai dua jam setelah lahir,bayi dikeringkan di atas pemanas dengan tubuh telanjang sampai temperaturnya stabil
Menghangatkan Bayi yang mengalami Hipotermia
Menghangatkan bayi hipotermia dilakukan dengan hati-hati,menghangatkan atau mendinginkan bayi dengan cepat dapat menyebabkan bayi mengalami apnoe dan asidosisi,oleh karena itu proses penghangatan dipantau supaya berlangsung secara perlahan selama dujam sampai empat jam
Suplai oksigen yang adekuat
Mempertahankan jalan nafas yang paten merupakan tujuan utama selama proses kelahiran berlangsung.
Kondisi yang penting untuk mempertahankan suplai oksigen yang adekuat :
1.Jalan nafas bersih
2.Usaha bernafas
3.Sisten cardiopulmoner berfungsi
4.Dukungan panas
Mempertahankan bersihan jalan nafas
Pada umumnya bayi yang alhir cukup bulan dan lahir pervaginam tidak mengalami kesulitan untuk membersihkan jalan nafas,bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring,apabila ditemukan banyak lendir,bagian kaki dapat ditinggikan sedikit dan orofaring disedot dengan alt penghisap.
Nutrisi ( pemberian ASI )
Bayi dapat disusui segera setelah lahir atau sekurang-kurangnya dalam 4 jam setelah lahir dan pastikan refleks hisap dan menelan baik
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU MASA INTRANATAL
ANAMNESA
•Selamat pagi,siang atau malam, bu?
•Perkenalkan nama saya Zr…..,nama ibu siapa? Nama suami ibu siapa?
•Berapa umur ibu? Pekerjaan dan alamat
•Apa yang ibu rasakan saat ini?
•Seberapa besar ibu merasakannya dan pada daerah mana yang ibu rasakan?
•Kapan gejala mulai timbul,berapa lama yang dirasakan ?
•Kehamilan yang keberapa dan pernah keguguran?
•Kehamilan sebelumnya ibu melahirkan dimana?(apabila ibu sudah pernah melahirkan)
•Apakah normal melahirkannya?
•Berat badan bayi ibu waktu lahir berapa?
•Apakah tadi sudah ada cairan yang keluar?
PEMERIKSAAN FISIK
1.Penampilan umum klien ( kesadaran,postur tubuh dan penampilan)
2.Tanda-tanda vital ( tekanan darah dan nadi monitor tiap 1 jam,pernafasan dan temperatur monitor tiap 4 jam )
3.TB dan BB saat ini dan sebelum hamil
4.Muka dan kepala ( rambut,mata,kloasma,gigi dan mulut )
5.Leher ( kelenjar tiroid dan JVP )
6.Dada ( jantung,paru dan payudara ),jantung inspeksi dan palpasi untuk mengetahui ketidaknormalandenyutan,auskultasi untuk mengetahui bunyi jantung.Paru inspeksi dada saat bernafas,bentuk dada,frekwensi pernafasan,perkusi bunyi nafas,auskultasi aliran dan suara nafas.Payudara inspeksi ukuran,bentuk,warna areola,penonjolan putting,palpasi untuk mengetahui adanya nyeri atau adanya benjolan
7.Abdomen ( observasi bising usus,Leopold dan DJJ )
•Inspeksi bentuk perut ada bekas operasi atau tidak,gerakan perut saat inspirasi dan ekspirasi,auskultasi dengar bising usus
•Palpasi dengan cara Leopold :
Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang ada di fundus
Leopold II: untuk menentukan di mana letak punggung janin dan menentukan DJJ
Leopold III: untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah sudah masuk PAP belum
Leopold IV: untuk menentukan sejauh mana bagian bawah janin masuk PAP
8.Ekstremitas ( edema.varices dan refleks patela )
9.Vulva dan vagina ( varices, edema, keluaran, bila keluaran darah segar jangan dilakukan periksa dalam )
Untuk PD sebelumnya lakukan Vulva hygiene ;
* Masukan jari telunjuk dan jari tengah ke vagina,rotasi tangan sehingga ibu jari berada di atas,tangan yang lain berada di fundus
* Nilai jalan lahir apakah ada kelainan atau tidak,jari dapat meraba serviks,kemudian menilai : Portio dan serviks apakah ada dilatasi atau belum,nilai selaput ketuban,presentasi,posisi,station,maulage,kondisi panggul
* Keluarkan jari dan jelaskan hasilnya kepada klien,keringkan perineum.
10. Moulage : Jika 0 = sutura tidak mendekat dapat lahir spontan
- 1 = sutura mendekat dapat lahir spontan
- 2 = sutura bertumpuk lahir tidak normal,dengan vacum
11. Pembukaan serviks : pembesaran osteum eksternum lengkap 10 cm, bibir portio pendek dan rata, SBR,serviks dan vagina satu saluran
PENGELOLAAN KALA I,II,III DAN IV
KALA I
Tahap pertama persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks:
•Awitan kontraksi uterus yang progresif,teratur yang meningkat kekuatan ,frekwensi dan durasinya
•Rabas vagina yang mengandung darah
•Rabas cairan pada vagina
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada waktu pertama kali kontak,formulir penerimaan dapat memberi arahan untuk memperoleh informasi penting dari klien yang akan melahirkan:
1.Catatan prenatal untuk mengidentifikasi kebutuhan dan resiko individu,misalnya ibu yang berusia 14 dan 40 tahun memiliki kebutuhan yang spesifik yang berbeda dan usia mereka memberi risiko masalah yang berbeda pula,hubungan tinggi dan berat badan juga penting diketahui untuk mengidentifikasi risiko CPD,faktor lain adalah kesehatan umum,kondisi medis,status pernafasan dan riwayat pembedahan,riwayat obstetri dan kehamilan masa lalu dan saa ini,perdarahan pervaginam,hipertensi akibat kehamilan,anemia,DM dan penyakit infeksi lainnya
2.Wawancara keluhan atau alasan ibu datang,diminta untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
* Frekwensi dan lama kontraksi
* Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat adanya kontraksi
* Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan posisi
* Keberadaan dan karakter rabas atau show dari vagina
* Status membran amnion,misalnya semburan atau rembesan cairan
3.Faktor-faktor Psikososial, penampilan dan perilaku secara keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang diperlukan,faktor yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
* Interaksi verbal : dapatkah ibu meminta apa yang ibu perlukan,apakah ibu bebas berbicara kepada petugas atau hanya berespons terhadap pertanyaan
* Bahasa tubuh : apakah ibu santai atau tegang,sejauh mana tingkat kecemasannya
* Kemampuan persepsi : apakah ibu memahami apa yang petugas katakan,adakah hambatan dalam bahasa,apakah tingkat kecemasannya membutuhkan penjelasan
* Tingkat ketidaknyamanan : sejauh mana ibu mengekspresikan apa yang dialami,apakah mengeluh tentang ketidaknyamanan,apakah meminta suatu tindakan untuk mengurangi ketidaknyamanan
* Stres dalam persalinan : tingkat kekhawatiran pada proses persalinan sering diutarakan mengenai diri dan janinnya
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan awal menentukan waktu dimulainya persalinan sejati,hasil pemeriksaan merupakan dasar pengkajian kemajuan persalinan,pemeriksaan fisik awal mencakup pemeriksaan sistem umum,perasat Leopold,DJJ,kontraksi uterus,pemeriksaan vagina untuk mengetahui dilatasi dan penipisan serviks dan status membran amnion
Pengkajian pada kala I yang cermat memberi arahan pilihan dan tindakan keperawatan yang perlu diterapkan
Kala I dibagi dalam 2 fase :
1.Fase latent pembukaan 0-3 cm berlangsung 7-8 jam
2.Fase aktif :
* Akselerasi 3-4 cm berlangsung 2 jam
* Dilatasi maksimal 4-9 cm berlangsung 2 jam
* Deselerasi 9-10 cm berlangsung 2 jam
Selaput ketuban dapat pecah dengan spontan setiap saat selama proses persalinan,DJJ harus diobservasi setelah terjadi ketuban pecah
1.Warna : cairan amnion dalam kondisi normal berwarna seperti jerami dan dapat mengandung serpihan verniks kaseosa,cairan amnion yang berwarna kekuningan menunjukkan adanya hipoksia janin yang terjadi 36 jam atau lebih sebelum ketuban pecah,cairan amnion yang berwarna anggur minuman ( kemerahan ) dapat menunjukkan plasenta lepas dini,cairan amnion yang bercampur mekonium merupakan hal yang normal bagi presentasi sungsang,apabila pada presentasi kepala kemungkinan setelah bayi lahir mempunyai resiko gangguan pernafasan
2.Karakter : cairan amnion dalam keadaan normal mempunyai konsistensi seperti air dan baunya tidak menyengat,apabila baunya menyengat dan cairan menjadi kental perlu dicurigai adanya infeksi
3.Jumlah : dalam keadaan normal volume cairan amnion berkisar antara 500-1200 ml
Tanda masalah yang potensial
Pengkajian temuan berfungsi sebagi dasar evaluasi kemajuan yang dialami selama proses kala I persalinan,meskipun beberapa komplikasi persalinan telah diantisipasi tetapi komplikasi lain baru dapat dilihat pada waktu persalinan.
Masalah yang mungkin terjadi :
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kala I
2.Perubahan eliminasi urine
3.Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi yang kuat
4.Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kurangnya asupan cairan
5.Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan presentasi janin,status selaput ketuban,pemantauan janin
6.Koping keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang akan dilakukan
Rencana Keperawatan :
1.Tingkatkan nutrisi dan hidrasi
2.Suppotr ibu untuk berkemih minimal tiap 2 jam.
3.Tingkatkan penggunaan tehnik pernafasan terfokus,tawarkan untuk pengurutan
4.Tingkatkan asupan cairan melalui oral ataupun IV
5.Dorong ambulasi dan perubahan posisi
6.Dorong pendukung untuk berpartisipasi dengan memberi kata-kata yang menghibur dan melakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat rileks
Ambulasi dan Pengaturan Posisi
Ambulasi sedapat mungkin dianjurkan jika selaput ketuban masih utuh,jika bagian presentasi janin sudah masuk panggul ( engaged ) setelah ketuban ruptur,duduk atau berdiri selama awal persalinan terbukti lebih nyaman daripada berbaring
Ambulasi dikontraindikasikan sesuai dengan status ibu dan janin,apabila berbaring di tempat tidur ibu dianjurkan berbaring miring untuk membantu aliran uteroplasental dan aliran darah ginjal optimal
Upaya dukungan
Perawatan untuk ibu bersalin dilakukan dengan :
•Membantu ibu berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam melahirkan anaknya
•Memenuhi harapan ibu akan hasil skhir persalinannya
•Membantu ibu menghemat tenaganya
•Membantu mengendalikan rasa nyerinya
Suami / Pasangan selama proses persalinan
Suami adalah pasangan istri yang mendukungnya dalam proses persalinan,peran suami sangat ideal sebagai pemimpin persalinan,diharapkan untuk membantu secara aktif dalam menghadapi persalinan
Banyak rumah sakit mendorong suami untuk hadir selama persalinan dan melahirkan karena peran suami sangat berarti bagi ibu yang akan bersalin
Dukungan orang tua selama proses persalinan
Adalah penting mendukung orang tua dan memperlakukan mereka dengan hormat terutama dalam situasi di mana mereka menggantikan suami sebagai pemimpin persalinan,mereka mungkin memiliki cara untuk meredakan nyeri berdasarkan pengalamannya
Saudara kandung bayi selama proses persalinan
Persiapan untuk menerima seorang anak baru akan membantu proses ikatan bathin,persiapan menghadapi persalinan ibu dan partisipasi anak di dalamnya dapat membantu anak yang lebih besar untuk menerima perubahan ini,usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respons mereka oleh karena itu persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak
KALA II
Kala dua persalinan adalah dimana tahap janin dilahirkan,tahap ini dimulai dari dilatasi serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi,tahap ini terdiri dari 2 atau 3 fase,fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbal dan nonverbal,kondisi aktivitas uterus,keinginan untuk mengedan dan penurunan janin.
Fase pertama dimulai ketika ibu menyatakan ingin mengedan biasanya pada puncak kontraksi,ibu mengeluhkan peningkatan nyeri,tetapi diantara kontraksi akan tengan dan akan memejamkan mata
Fase kedua ibu semakin ingin mengedan dan sering kali mengubah posisinya untuk mencari posisi mengedan yang lebih nyaman,usaha mengedan akan lebih ritmik dan seringkali memberi tahu awal kontraksi dan semakin bersuara sewaktu mengedan
Fase ketiga bagian presentasi sudah berada di perineum dan usaha mengedan menjadi paling efektif untuk melahirkan
Pengkajian
Tanda obyektif yang pasti bahwa tahap kedua persalinan telah dimulai adalah melalui pemeriksaan dalam,tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua telah dimulai adalah :
•Muncul keringat yang tiba-tiba di atas bibir
•Adanya muntah
•Aliran darah meningkat
•Ekstremitas bergetar
•Semakin gelisah dan ada pernyataan saya tidak kuat
•Usaha mengedan yang semakin kuat
Tanda-tanda ini muncul saat serviks berdilatasi lengkap
Durasi tahap kedua
Kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada kehamilan pertama dan 1,5 jam pada kehamilan berikutnya dianggap abnormal dan harus melakukan kolaborasi,faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah pola DJJ,penurunan presentasi,kualitas kontraksi uterus.
Masalah keperawatan
1.Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengedan dan distensi perineum
2.Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat mengedan
3.Resiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan posisi tungkai ibu pada penopang kaki tidak tepat
4.Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan pengarahan persalinan yang berlawanan dengan keinginan fisiologis ibu untuk mengedan
Rencana keperawatan
1.Dukung ibu untuk mengedan
2.Atur posisi dorsal untuk menurunkan tingkat leserasi perineum,ibu merasa nyaman karena telapak kaki menekan
3.Tingkatkan pengetahuan ibu tentang cara-cara mengedan yang benar
MEKANISME PERSALINAN
Bentuk dan diameter panggul wanita berebeda,bagian presentasi janin menempati jalan lahir dalam proporsi yang besar supaya dapat dilahirkan,janin harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses penurunan.Apabila diameter biparietal kepala melewati PAP berarti kepala telah menancap pada PAP ( enggaged ),segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks,dinding panggul atau dasar panggul dalam keadaan normal fleksi terjadi dengan diameter suboksipitobregmatika(9,5cm) dapat masuk kedalam pintu bawah panggul,supaya kepala janin bisa keluar maka kepala janin melakukan rotasi atau putaran paksi dalam,saat kepala janin mencapai perineum kepala akan depleksi kearah anterior,mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simpisis pubis,kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi pertama-tama oksiput kemudian wajah dan akhirnya dagu,setelah kepala lahir,bayi berputar,putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan kepala,kepala dipegang secara biparietal ditarik ke anterior untuk melahirkan bahu posterior dan ditarik kearah posterior untuk melahirkan bahu bahu anterior sampai bebas keluar dari introitus vagina,setelah bahu keluar,kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan bayi badan bayi dikeluarkan,kemudian lakukan penilaian APGAR SCORE dan penghisapan lendir,maka berakhirlah persalinan tahap kedua
Pengkajian pada bayi
Saat kepala bayi lahir cek adanya lilitan tali pusat atau komplikasi lainnya,perhatikan adanya distosia bahu
Masalah keperawatan pada bayi
1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d aspirasi cairan
2.Resiko tinggi cedera pada bayi b/d lahir terlalu cepat
Rencana keperawatan
1.Bebaskan jalan nafas,lakukan bonding attachment
2.Bantu persalinan kepala,lahirkan bahu dan tubuh bayi
KALA III
Tahap ketiga persalinan dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan penanganan tahap ketiga persalinan adalah pelepasan dan ekspulsi plasenta segera yang dicapai dengan cara yang paling mudah dan paling aman,setelah bayi lahir dengan adanya kontraksi uterus yang kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas dari perlekatannya,dalam keadaan normal lima sampai tujuh menit setelah kelahiran bayi plasenta akan lahir,pelepasan plasenta diindikasikan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1.Fundus yang berkontraksi kuat
2.Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bulat oval,sewaktu plasenta bergeser ke bawah segmen rahim
3.Darah yang berwarna gelap tiba-tiba keluar dari introitus
4.Tali pusat bertambah panjang dengan mendekati introitus
5.Vagina akan penuh oleh plasenta
Setelah dicek,plasenta sudah lepas dari perlekatannya,tangan kanan memegang tali pusat dan tangan kiri menekan fundus secara perlahan tali pusat ditarik kemudian tangan kiri menekan simpisisi pubis,plasenta dilahirkan tanpa ibu mengedan,setelah plasenta lahir periksa kotiledon dan selaputnya,ketika tahap ketiga selesai robekan diperbaiki atau jika ada luka episiotomi maka robekan tersebut dipebaiki dan setelah selesai vulva dibersihkan dengan perlahan-lahan dan pembalut dipasangkan
Keluarga pada tahap ketiga
Kebanyakan orang tua akan merasa senang jika dapat memegang,menggendong dan membersihkan bayi setelah lahir,tubuh ibu akan bersentuhan dengan tubuh bayi akan mempertahankan suhu tubuh bayi
Masalah ke[erawatan
1.Resiko tinggi infeksi b/d trauma jalan lahir
2.Resiko tinggi cedera b/d inversio uteri
3.Resiko tinggi kurangnya volume cairan b/d perdarahan
Rencana keperawatan
1.Pertahankan tehnik aseptik dan alat-alat steril
2.Lakukan massage fundus uteri,jika diperlukan beri uterotonika
3.Ukur darah yang hilang,beri uterotonika
Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina,manfaat episiotomi :
1.mencegah robekan perineum,insisi yang bersih dan dilakukan pada posisi yang benar akan lebih cepat sembuh daripada robekan yang tidak teratur
2.Mengurangi regangan otot penyangga kandung kemih atau rektum yang terlalu kuat yang bisa menyebabkan inkontinensia urine atau prolaps vagina
3.Mengurangi tahap kedua yang mungkin penting bagi ibu
4.Memperbesar vagina jika diperlukan
Jenis episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi
•Episiotomi garis medial palin sering dilakukan dan mudah diperbaiki dan biasanya nyeri yang timbul lebih ringan,kadang-kadang dapat terjadi perluasan melalui perluasan ke sfingter rectum
•Episiotomi mediolateral dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi perluasan ke posterior,meskipun dengan demikian robekan derajat empat dapat dihindari,tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi,selain itu jika dibandingkan dengan episiotomi medial,kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit dan lebih nyeri
Laserasi
Laserasi perineum biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan,luas robekan didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan :
1.Derajat pertama ,robekan mencapai kulit dan jaringan penunjang superfisial sampai ke otot
2.Derajat dua,robekan mencapai otot-otot perineum
3.Derajat tiga,robekan berlanjut ke otot sfingter ani
4.Derajat empat,robekan mencapai dinding rektum anterior
Laserasui vagina sering menyertai robekan perineum,robekan vagina cenderung mencapai dinding lateral dan jika cukup dalam dapat mencapai levator ani
Cedera serviks dapat terjadi jika serviks beretraksi melalui kepala janin yang keluar,laserasi yang luas dapat terjadi pada usaha yang tergesa-gesa untuk memperluas pembukaan serviks.
KALA IV
Tahap ke empat persalinan ( tahap pemulihan ) merupakan periode yang kritis untuk ibu dan bayi yang baru lahir,selama 2 jam pertama setelah melahirkan,organ-organ ibu mengalami penyesuaian terhadap keadaan sebelum hamil dan sistem tubuh mulai stabil
Pengkajian
Pengkajian dimulai dengan meninjau kembali catatan prenatal dan persalinan,hal yang paling penting adalah keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan predisposisi perdarahan pada ibu,misalnya :
•Persalinan yang cepat
•Bayi yang bnesar
•Grande multipara
•Persalinan dengan induksi
Faktor-faktor ini merupakan bahaya yang mungkin terjadi pada persalinan tahap keempat
Selama jam pertama dalam ruang pemulihan perlu dilakukan pemeriksaan fisik dengan sering,semua faktor kecuali suhu tubuh diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam,setelah pemeriksaan setiap 15 menit yang keempat,jika semua parameter stabil dalam batas-batas normal,pemeriksaan diulang lagi sebanyak 2 kali setiap 30 menit
Masalah keperawatan
1.Resti kurangnya volume cairan b/d relaksasi uterus setelah persalinan
2.Retensi urine b/d dampak persalinan pada sensasi berkemih
3.Nyeri b/d gangguan integritas kulit akibat persalinan
4.Resti cedera ibu b/d ambulasi dini
Rencana keperawatan
1.Kaji kontraksi uterus,palpasi uterus,cegah perdarahan,kaji jumlah perdarahan
2.Cegah distensi kandung kemih,palpasi kandung kemih,support untuk miksi secara alami,bila gagal lakukan kateterisasi
3.Kaji tingkat nyeri,anjurkan untuk relaksasi,beri analgetika
4.Pertahankan keamanan,yakinkan kondisi ibu stabil saat akan ambulasi dini
Mencegah perdarahan
Perdarahan pasca partum dianggap terjadi jika kehilangan darah mencapai 500 ml atau lebih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan,tanda-tanda vital harus diperiksa,dicatat dan harus dalam batas normal,uterus harus sering dipalpasi untuk memastikan uterus tidak berisi darah,pemberian uterotonika dan melakukan masage uterus bisa meningkatkan kontraksi uterus sehingga perdarahan bisa diatasi
Mencegah distensi kandung kemih
Distensi kandung kemih bisa terjadi pada atonia uteri,kandung kemih yang penuh akan menekan uterus ke atas dan kesebelah garis kanan bawah ,posisi ini akan menyebabkan uterus relaksasi akibatnya terjadi perdarahan,dorong ibu untuk berkemih spontan
Menjaga keamanan
Ibu dibiarkan beristirahat dengan nyaman ditempat tidur,perlu banyak istirahat agar sistem tubuhnya dapat beradaptasi kembali terhadap perubahan volume cairan,pada waktu akan melakukan ambulasi dapat dilakukan dalam 2 jam pertama atau tergantung pada tekanan darah,jumlah kehilangan darah jenis dan jumlah obat anestesi dan analgesia yang diberikan selama persalinan kelahiran, tingkat nyeri yang jelas terlihat waktu ibu bergerak.
Mempertahankan kenyamanan
Kontraksi uterus dapat menimbulkan tingkat kenyamanan dan rasa tidak enak yang dikenal sebagai nyeri pasca melahirkan (afterpain)
Selama 2 jam pertama setelah melahirkan kontraksi uterus menjadi teratur dan kuat,untuk membantu memberi rasa tidak nyaman, melakukan hal-hal berikut :
1.Menjelaskan fisiologi normal nyeri setelah melahirkan
2.Menolong ibu mempertahankan kandung kemih kosong
3.Menempatkan selimut hangat di atas perut ibu
4.Memberi analgesik
5.Anjurkan latihan relaksasi dan pernafasan
Menjaga kebersihan
Perawatan perineum akan menambah kenyamanan dan keamanan ibu ( pencegahan infeksi ),dianjurkan untuk mengganti pembalut setiap kali ke kamar mandi
Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi
Pembatasan asupan cairan dan nutrisi serta kehilangan cairan ( darah,keringat dan muntah ) selama proses persalinan dapat membuat tiba-tiba ingin segera makan dan minum setelah melahirkan,jenis makanan dan cairan yang diberikan tergantung pada beberapa faktor ,seperti jenis anestesi yang diberikan,jumlah perdarahan yang hilang waktu melahirkan.
ingat anda ada melewati proses seperti diatas,
by: masykur alawi
Langganan:
Postingan (Atom)